Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

2.263 PMI Bermasalah Dipulangkan dari Malaysia Sejak Awal Tahun 2025, Ini Asal Daerah Terbanyak

Sampai Oktober 2025 sudah 2.263 orang PMI terkendala atau bermasalah yang difasilitasi pemulangannya oleh BP3MI Riau

Penulis: Rizky Armanda | Editor: FebriHendra
Tribunpekanbaru.com/Donny Kusuma Putra
PMI BERMASALAH - Puluhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dipulangkan atau dideportasi ‎oleh Imgrasi Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Dumai pada akhir September 2025 lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sejak awal tahun 2025 hingga memasuki akhir Oktober ini, Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, telah memfasilitasi pemulangan ribuan orang PMI bermasalah atau terkendala dari Malaysia.

“Sampai Oktober ini sudah 2.263 orang PMI terkendala atau bermasalah yang difasilitasi pemulangannya oleh BP3MI Riau,” kata Kepala BP3MI Riau, Fanny Wahyu Kurniawan, Selasa (28/10/2025).

Ia mengungkap, asal daerah terbanyak para PMI ini, yakni Jawa Timur (Jatim), Sumatera Utara (Sumut), dan Aceh.

“Termasuk yang terjauh itu dari NTB dan NTT juga ada,” sebut Fanny.

Baca juga: 90 PMI Bermasalah Dideportasi dari Malaysia Tiba di Dumai, Ada yang Demam Tinggi Hingga Lagi Hamil

Baca juga: 2.171 PMI Ilegal Dideportasi Lewat Riau, BP3MI Ungkap Modus Jaringan Calo

Ia mengungkap, pihaknya juga berkoordinasi dengan BP3MI di daerah asal para PMI untuk pencegahan, khususnya terhadap calon PMI ilegal.

Terbaru, BP3MI Riau memfasilitasi pemulangan 90 PMI bermasalah yang dideportasi dari Malaysia

Rombongan PMI yang terdiri dari 60 laki-laki dan 30 perempuan, termasuk dua anak-anak, tiba di Pelabuhan Internasional Dumai pada Sabtu sore, 25 Oktober 2025, sekitar pukul 16.10 WIB menggunakan Kapal Indomal Dynasty.

Kedatangan para PMI ini merupakan tindak lanjut dari surat Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru perihal pemulangan deportasi dari Depot Tahanan Imigresen (DTI) Machap Umboo, Melaka, dan DTI Kemayan, Pahang, serta tambahan satu PMI gagal bekerja.

Fanny menegaskan, negara hadir dalam memberikan pelayanan dan perlindungan maksimal, terutama bagi PMI yang memerlukan perhatian khusus.

"Sesaat setelah kapal sandar, kami dan tim langsung melakukan koordinasi terpadu dengan berbagai stakeholder di pelabuhan," ujar Fanny.

“Kami menemukan ada satu orang PMI asal Jawa Timur yang mengalami sesak napas dan demam tinggi yang memerlukan pemantauan kondisi. Selain itu, terdapat pula satu orang PMI asal Sumatera Utara dalam keadaan hamil delapan bulan yang kondisinya stabil namun tetap mendapatkan pendampingan khusus,” tambahnya.

Meskipun hasil pemeriksaan awal dari Balai Kekarantinaan Kesehatan Pelabuhan menyatakan seluruh PMI secara umum dalam kondisi stabil dan layak dipulangkan ke daerah asal, BP3MI Riau memastikan kedua kasus tersebut mendapatkan penanganan awal dan pendampingan yang intensif sebelum proses kepulangan.

Proses penyambutan dan penerimaan ini melibatkan tim dari KP2MI, BP3MI Riau, P4MI Kota Dumai, Imigrasi Kota Dumai, Polsek KSKP, TNI AL Dumai, dan Tim Dinas Sosial Kota Dumai.

Setelah menjalani pemeriksaan keimigrasian dan penanganan kesehatan, seluruh 90 PMI Bermasalah dibawa ke Rumah Ramah Pekerja Migran Indonesia di P4MI Kota Dumai. 

Di sana, mereka menjalani pendataan, pelayanan, pelindungan, serta fasilitasi menunggu kepulangan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved