Literasi Riau Masih di Level Sedang, Tanoto Foundation Dorong Media Perkuat Peran
Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Tanoto Foundation bersama media massa mengangkat isu masih rendahnya literasi di Provinsi Riau
Penulis: Fernando | Editor: FebriHendra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tingkat kegemaran membaca di Provinsi Riau berada di kategori sedang, dengan skor 70,26 poin.
Angka ini mencerminkan tantangan literasi yang masih perlu diatasi, terutama dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2025.
Kondisi tersebut sejalan dengan hasil Penilaian Siswa Internasional (PISA) tahun 2022, di mana skor rata-rata siswa Indonesia untuk membaca, matematika, dan sains mengalami penurunan, meski peringkat globalnya justru naik.
Isu ini menjadi sorotan dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Tanoto Foundation bersama media massa di Hotel Premier Pekanbaru, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Pastikan Progres SIPENGASAH, Tanoto Foundation Rakor dengan Disdikbud Dumai
Baca juga: Pekanbaru Raih Nilai Rapor Pendidikan Tertinggi, Tanoto Foundation Siap Lanjutkan Kolaborasi
Diskusi dipandu oleh Senior Editor Tribun Pekanbaru, Syarief Dayan, dan menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan pendidikan di Riau.
Regional Lead Tanoto Foundation Riau, Dendi Satria Buana, menekankan pentingnya peran media dalam memperkuat literasi dan numerasi di tengah masyarakat.
“Media massa punya jangkauan luas untuk menginformasikan tanpa batas. Kalau isu praktik baik literasi dan numerasi bisa disebarkan, tentu banyak pihak lain bisa mengadopsinya,” ujar Dendi.
Ia menyebut, Tanoto Foundation telah menjalin banyak kolaborasi dengan media dalam berbagai program pendidikan.
Menurutnya, media tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penggerak advokasi literasi.
“Kami berharap ke depan media massa semakin gencar mengamplifikasi dan advokasi, sehingga banyak pihak semakin terpapar dan sadar bahwa pondasi literasi dan numerasi itu jangka panjang menyiapkan SDM,” tambahnya.
Dendi menegaskan, peningkatan literasi dan numerasi tidak bisa dilakukan secara parsial. Dibutuhkan kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, swasta, masyarakat, dan media massa.
“Jika satu isu mendapat fokus dari banyak pihak, maka peningkatannya tentu lebih cepat,” paparnya.
FGD ini juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, serta Balai Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Riau.
Para narasumber sepakat bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi juga fondasi untuk membangun daya pikir kritis dan kualitas hidup yang lebih baik. (Tribunpekanbaru.com/Fernando)
| Kasus Campak di Riau Capai 1.042, Pekanbaru Tertinggi, Ini Rincian Lengkapnya |
|
|---|
| Festival TRING! 2025 di Pekanbaru Ditutup Meriah, Pegadaian Gaungkan Literasi Keuangan |
|
|---|
| Bank Sampoerna Perkuat Literasi Keuangan Lewat SampoernaFest di Pekanbaru |
|
|---|
| Hasil Musda Hanura, Darnil Ketua Provinsi, Zulfahmi Ketua Pekanbaru, Target Bangkit di Pemilu 2029 |
|
|---|
| Gen Z Didorong Melek Finansial dan Siap Hadapi Tantangan Dunia Kerja Digital |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.