Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

1 Hektare Lahan di Kampar Riau Diduga Sengaja Dibakar, Api Sempat Mengancam Pemukiman Warga

Komandan Regu I Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Darmawan, menduga ada tindak pidana di balik peristiwa ini.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda
Tim gabungan saat melakukan pemadaman di lokasi Karhutla di Desa Rimbo Panjang 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di Kabupaten Kampar.

Kali ini, lokasinya di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang. Luasan lahan yang dilalap api sekitar 1 hektare. Lahan ini merupakan lahan kosong yang berkontur gambut.

Karhutla ini diduga terjadi akibat dibakar dengan sengaja untuk pembukaan lahan baru.

Indikasi ini muncul karena lokasi kebakaran tampak baru saja dibersihkan, dengan kayu-kayu di dalamnya sudah ditebang.

Karhutla makin diperparah dengan kondisi cuaca panas ekstrim yang melanda Riau pada beberapa waktu terakhir. Sehingga api cepat membesar dan meluas.

Tim gabungan Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) berjibaku memadamkan api.

Tim bahkan harus memanjat pagar beton pembatas lahan untuk mencegah kobaran api merembet luas ke semak belukar lain.

Situasi menjadi sangat mencekam karena lokasi Karhutla berada hanya sekitar 50 meter dari permukiman warga.

Petugas harus bekerja ekstra cepat, bahkan sempat memadamkan api di malam hari, untuk memastikan api tidak mengarah ke rumah-rumah penduduk.

Baca juga: Panas Terik Matahari, Kasus Karhutla Bertambah Tiap Hari di Kampar

Komandan Regu I Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Darmawan, menduga ada tindak pidana di balik peristiwa ini.

"Investigasi dari pihak desa, ini pembukaan lahan baru. Diduga ada unsur kesengajaan dan kita harap ini diproses (oleh pihak berwenang)," ujar Darmawan, Rabu (29/10/2025).

Meskipun api di permukaan sudah berhasil dipadamkan, ancaman belum hilang sepenuhnya.

Bara api yang tersembunyi di dalam gambut masih menyala di beberapa titik. 

Darmawan menyebut tantangan terbesar kini adalah minimnya sumber air dan kedalaman gambut yang menyulitkan upaya pendinginan.

“Api yang mengarah ke permukiman sudah berhasil kami cegah. Sekarang kami fokus pemadaman api di dalam gambut. Cuma kendalanya sumber air minim dan gambut cukup dalam," tutupnya.

( Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved