Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

MBG Jangkau Daerah Terluar

Sudah Terima MBG, Tapi Sejumlah Murid di Riau Tetap Bawa Bekal Makan Siang

Program makan bergizi gratis (MBG) sudah bergulir di sejumlah sekolah di Provinsi Riau.

|
Penulis: Theo Rizky | Editor: Ariestia
Kompas.com/M Elgana Mubarokah
MBG - Program makan bergizi gratis (MBG) sudah bergulir di sejumlah sekolah di Provinsi Riau. Foto Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Program makan bergizi gratis (MBG) sudah bergulir di sejumlah sekolah di Provinsi Riau.

Program MBG yang merupakan inisiatif nasional ini menyediakan makanan bergizi secara gratis bagi peserta didik dan kelompok rentan, sehingga diharapkan bisa meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas sumber daya manusia.

Tapi belakangan program ini ramai diperbincangkan, banyak pihak mempertanyakan apakah MBG ini merupakan program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.

Seorang ibu rumah tangga, Halida mengatakan bahwa sekolah anaknya di SDN 17 Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar sudah mendapatkan MBG beberapa bulan ini.

Saat awal-awal program tersebut berjalan, ia dan sejumlah wali murid lainnya merasa senang karena tidak perlu lagi menyediakan bekal makan siang buat anaknya.

Apalagi MBG digadang-gadangkan bisa meningkatkan status gizi peserta didik. 
MBG itu pun disediakan dari hari senin hingga Jumat.

"Menunya bervariasi, kadang ayam kecap, ayam crispy, telur, ada sayur juga, buah dan susu," katanya, Rabu (29/10/2025).

Namun belakangan banyak berita miring mengenai MBG, mulai dari keracunan massal, isu ompreng MBG yang diduga mengandung minyak babi hingga isu menu MBG yang diduga basi.

Meski di sekolah anaknya program MBG berjalan lancar dan tidak ada masalah, namun rasa khawatir tetap ada.

"Sejak itu saya tetap bekalin makan siang anak saya, lagian sayang juga tiap dia makan MBG sering tidak habis," ujar Halida.

Menurut Halida, murid di sana boleh memilih tidak mengonsumsi MBG yang dibagikan bila rasanya tidak cocok.

"Bagi yang mau ngambil silahkan, kalau gak juga gak apa," ujarnya.

Senada, wali murid lainnya, Fitri juga memberi bekal anaknya untuk memastikan buah hatinya bisa makan siang sesuai seleranya.

Dikatakannya, memberi makan anak dan memenuhi asupan gizinya sudah menjadi kewajiban orangtua.

Halida dan Fitri menilai dana fantastis program MBG yang mencapai ratusan triliun tersebut sebaiknya dialihkan untuk program-program yang bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat.

"Bila masyarakat sejahtera, harga-harga terjangkau tentu tidak perlu makan gratis, karena orangtua bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, stunting pun bisa turun dengan sendirinya," kata Halida lagi.


(Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved