Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Syifa Atlet Teqball Riau yang Mendunia

Syifa menorehkan prestasi dunia sebagai atlet Teqball Provinsi Riau. Dan Inilah sepenggal kisahnya

Penulis: Budi Rahmat | Editor: Ariestia
Foto. Dok. Zahrotus Syifa
MEDALI - Syifa saat mendapat medali di kompetisi Asian Youth Games 2025 di Bahrain yang diselenggarakan di Manama, Bahrain, tanggal 22 hingga 31 Oktober 2025. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Perkenalkan. Namanya Zahrotus Syifa. Akrab disapa Syifa. Usianya 16 tahun. Anak petani dari desa terpencil di Kabupaten Rupat.

Di kesederhanaan dan keterbatasan, Syifa menorehkan prestasi dunia sebagai atlet Teqball Provinsi Riau. Dan Inilah sepenggal kisahnya

Siang begitu terik ketika cerita Syifa meluncur dari mulut Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Teqball Seluruh Indonesia (POTSI) Moh Aminullah. 

Kepada Tribunpekanbaru.com, Amin mengungkapkan sosok Syifa yang kini jadi kebanggaan Provinsi Riau dan Indonesia.

Ya, Syifa baru saja meraih prestasi yang membanggakan di kompetisi internasional. Tepatnya pada ajang Asian Youth Games 2025 di Bahrain yang diselenggarakan di Manama, Bahrain, tanggal 22 hingga 31 Oktober 2025.

Baca juga: Zahrotus Syifa Disambut Bangga, Bawa Medali ke Bumi Lancang Kuning dari Asian Youth Games 2025

Syifa membawa perunggu ke Bumi Lancang Kuning usai mengalahkan atlet Teqball asal Irak, Narjis Al Dulami.

Menurut Amin, prestasi yang ditoreh oleh Syifa bukanlah proses yang mudah. Ada sebuah tanggung jawab dan motivasi serta keinginan kuat dari seorang Syifa. 

"Ini prestasi membanggakan. Sebuah langkah kecil yang tentu saja akan berefek besar nantinya. Kami akan terus melakukan pembinaan dan menjadikan Syifa memiliki prestasi yang lebih luar biasa. Baik untuk Riau maupun untuk Indonesia," ungkap Amin yang siang itu, Selasa (28/10/2025) bercerita panjang terkait Syifa dan cabor Teqball Riau yang berpotensi besar memberikan prestasi.

Di atas meja pada sebuah tempat sarapan di Jalan Haji Imam Munandar.

Gelas berisi teh dan kopi masing-masing di hadapan Pak Amin dan Tribunpekanbaru.com.

Obrolan ringan namun berisi tercipta. Pertemuan Tribun Pekanbaru dengan Pak Amin memang sudah direncanakan.

Berawal dari ketertarikan pada sosok Syifa yang kini telah mengharumkan nama Indonesia.

Saat menyebut nama Syifa kepada Tribunpekanbaru.com, ada rona bahagia di wajah Pak Amin.

Kebahagiaan dan sebuah harapan yang begitu besar. 

Mulai dari menemukan sosok Syifa, melatihnya membinanya dan mengarahkan. 

Sampai kemudian Syifa menorehkan prestasi luar biasa di ajang internasional. 

Usai menyeruput kopi, Tribunpekanbaru.com lalu bertanya lebih dalam terkait sosok Syifa.

Tribunpekanbaru.com berharap bisa bertemu dengan Syifa secara langsung. Harapan itu kemudian disampaikan kepada Pak Amin. 

Sayangnya Syifa belum bisa ditemui.

Ia harus kembali lagi ke rumahnya di Rupat. Meski demikian Amin mengatakan bahwasanya Tribunpekanbaru.com masih bisa berkomunikasi melalui pesan Whatsapp. 

Amin kemudian mengirimkan nomor kontak Syifa melalui pesan whatsapp.

"Silakan kontak Syifa dan tanyakan bagaimana pengalamannya, hingga ia kini menjadi atlet yang sangat dibanggakan Riau dan tentu juga jadi harapan Teqball Indonesia," ujar Amin kepada Tribunpekanbaru.com.

Siang terus berjalan mengiring putaran detak jam yang perlahan telah menunjukkan angka 14.30 WIB.

Waktu yang singkat rasanya untuk bercerita tentang Syifa dan cabor Teqball Riau. Selang berapa lama, cerita yang cair dan penuh semangat kami akhiri. 

Pak Amin harus melanjutkan aktivitasnya. Sedangkan Tribunpekanbaru.com sudah tidak sabar untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Syifa. Kami berpisah.

Sore menjelang, namun terik masih terasa. 

Berbekal nomor kontak WhatsApp milik Syifa, Tribun pekanbaru.com kemudian mencoba untuk melakukan komunikasi.

Syifa anak yang baik. Dia langsung merespon salam dari Tribun pekanbaru.com.

Selanjutnya cerita tentang Syifa pun mengalir

"Assalamualaikum Syifa perkenalkan ini Tribun pekanbaru.com. Oh ya, nomor kontak WhatsApp Syifa didapatkan dari Pak Amin", Tribun pekanbaru.com mencoba memulai komunikasi dengan Syifa lewat pesan Whatsapp.

Tak butuh waktu lama, pesan yang dikirimkan Tribunpekanbaru.com langsung mendapat respon dari Syifa. 

"Waalaikumsalam Pak.Iya nggak apa-apa. salam kenal juga," jawab Syifa dalam pesan yang ia kirimkan ke Tribunpekanbaru.com.

"Apa kabar Syifa," tanya Tribunpekanbaru.com kemudian. 

"Alhamdulillah baik pak" jawab Syifa 

Dari jawaban yang disampaikannya, jelas tergambarkan jika Syifa adalah anak yang baik. Jawabannya tulus dan perkataannya jujur.

Kemudian cerita ia yang meraih medali perunggu di ajang internasional di Bahrain pun diungkapkan kepada Tribunpekanbaru.com.

"Sebelumnya saya menceritakan pengalaman saya. Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya ZAHROTUS SYIFA. Saya berasal dari desa terpencil yakni desa Pangkalan Nyirih, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau," tulis Syifa dalam pesan yang kirimkan kepada Tribunpekanbaru.com.

Syifa mengaku sebelum mengenal Cabor Teqball ia adalah atlet cabang olahraga takraw.

Tujuh tahun lamanya Syifa sudah menekuni olahraga sepak takraw.

Syifa gadis berusia 16 tahun. Syifa terdaftar sebagai pelajar di SMKN 2 Rupat. 

Meraih medali di kompetisi pertamanya untuk tingkat nasional adalah sebuah kebanggaan. 

Syifa mengaku, sama sekali tidak pernah membayangkan akan mendapatkan medali pada ajang Asian Youth Games 2025 di Bahrain.

Meski demikian, Syifa tentu saja tahu jika olahraga Teqball yang dipertandingkan itu, ia pahami setelah mendalami sepak takraw. 

Bekal dari pengalaman dari menekuni takraw itulah yang membuat Syifa optimis. Soal medali memang ia tidak ada target. Hanya yang terbaik yang ia inginkan. 

"Syifa tidak ada target Pak. Tapi Syifa yakin dengan pengalaman menekuni takraw bisa menjadi bekal untuk pertandingan 
," ujar Syifa dalam pesannya.

Keyakinan itulah yang membuat Syifa berupaya untuk memberikan yang terbaik pada kompetisi internasional pertamanya itu. 

Sore terus beranjak. Obrolan dengan Syifa sampai pada prosesnya hingga ia bisa menjadi atlet Teqball dan meraih medali internasional. 

Awal Kenal Cabor Teqball

Dalam pesannya Syifa membeberkan bagaimana awal ia ikut pada kompetisi Asean youth games di Bahrain.

Dikatakan Syifa, saat ia menekuni olahraga takraw, ia mendapatkan informasi bahwa akan ada kompetisi internasional pada olahraga Teqbal di Bahrain.

Kabar itu ia dapatkan dari pelatih takraw nya yang bernama Pak Safrudin atau dikenal dengan Pak Majid. Demikian kata Syifa.

Karena basic permainan olahraga Teqball mirip dengan takraw, Syifa pun tertarik dan mengukur kemampuannya. 

Ia percaya diri, bahwa ia mampu untuk berkompetisi meskipun olahraga Teqball masih baru baginya.

Usai memastikan diri masuk ke cabor Teqball, Syifa kemudian ditawarkan untuk mengikuti latihan lebih serius.

Kabar yang singkat namun membuat motivasi Syifa muncul. Ia pun terus menekuni olahraga Teqball l sampai kemudian mengikuti pelatihan nasional Pelatnas) di Sukabumi. 

"Dua minggu lamanya pak Syifa menekuni Teqball. Dasar dari olahraga takraw sudah ada. Jadi Syifa fokuskan teknik dan bagaimana permainan Teqball," tulis Syifa 

Selanjutnya dua bulan pula lamanya Syifa berlatih di Sukabumi untuk meningkatkan skill dan teknik serta memahami olahraga Teqball

Waktu 2 bulan itu dimanfaatkan betul oleh Syifa dengan berlatih keras sampai kemudian ia benar-benar siap dan menjadi wakil dari Indonesia untuk berlaga di Bahrain. 

Syifa adalah atlet dari Riau namun ketekunan dan keinginannya mencapai prestasi yang lebih tinggi membuatnya kini justru mewakili Indonesia. 

"Sama sekali tak menyangka pak. Awal tawaran itu membuat motivasi Syifa lebih kuat. Karena sifat yakin bisa berbuat yang terbaik," tulis Syifa

Restu Orangtua

Obrolan terus mengalir mengiringi sore dari cahaya matahari yang terlihat keperak-perakan.

Syifa pun bercerita bagaimana orang tuanya bangga kepadanya. Keinginan kuat Syifa untuk ikut kompetisi tentu saja mendapat dukungan yang luar biasa. 

Orang tua Syifa hanyalah sejatinya orang tua biasa. Ayahnya yang bernama Supianto adalah seorang petani karet. Sedangkan ibunya Rubiana merupakan ibu rumah tangga. 

Sejatinya tentu keluarga ini hidup dalam kesederhanaan. Meski itu tidak tergambar dari motivasi Syifa sendiri. 

Syifa adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adiknya masih kecil. Namun tentu saja juga bangga melihat kakaknya yang punya prestasi luar biasa.

"Adik-adik masih kecil pak. Tentu mereka bangga. Namun apakah mereka juga mengikuti jejak Syifa, belum tahu. Sepertinya mereka juga mau," ungkap Syifa yang jelas menggambarkan senyum kecil di wajahnya meski tak nyata langsung di hadapan Tribunpekanbaru.com.

Restu orang tua itulah yang membangkitkan motivasinya sampai kemudian Ia terus tekun dan siap berkompetisi diajak internasional di Bahrain. 

Pernyataan Syifa itu mengingatkan Tribunpekanbaru.com pada keterangan Pak Amin. Ia sempat mengatakan bahwasanya bibit-bibit unggul justru ia temui di daerah yang terpencil seperti di Rupat. 

Amin mengakui, bahwasanya ketekunan anak-anak di sana berlatih sangat luar biasa. Dan tentu saja tak bisa dinafikan. Bahwasanya atlet-atlet berbakat takraw Riau berasal dari anak-anak di Pulau Rupat. 

Pernyataan Pak Amin itu tentu saja tergambarkan pada sosok Syifa. Gadis yang punya ketekunan dan ingin meraih mimpinya. Menjadi atlet profesional, baik di tingkat nasional maupun internasional. 

Masih dengan cahaya yang keperak-perakan. Sore yang jatuh menggambarkan bahwa akan beranjak dan berganti dengan senja. 

Syifa masih antusias. Dia ingin terus berbagi pengalamannya itu. Sebuah proses yang kini mengantarkan Syifa menjadi sosok yang dikenal. 

Meskipun ini baru tahap awal bagi Syifa. Karena di depan tantangannya akan lebih luar biasa. 

Cerita Syifa masih berlanjut. Bagaimana ia bisa meraih mimpinya dengan tekad kuat. Latihan lewat fasilitas yang sederhana. Ya, semua berawal dari hal yang tidak mewah. 

Dari tempat yang terpencil, dengan fasilitas apa adanya itulah muncul tekad dan semangat yang hebat. (Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved