Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Debit Sungai Kampar Menyusut, Tapi Nasib Keramba Ikan Justru Dikhawatirkan Pada Pertengahan November

Debit Sungai Kampar menyusut selama kemarau. Kekhawatiran terhadap budi daya perikanan justru pada pertengahan November ini.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Fernando
KERAMBA - Penampakan keramba ikan budidaya di aliran Sungai Kampar Desa Ranah, Kecamatan Kampar, Selasa (18/6/2024). 

Debit Sungai Kampar Menyusut, Kekhawatiran pada Kerambah Ikan Justru Lonjakan Air di Pertengahan November

Ringkasan Berita:
  • Debit Sungai Kampar menyusut akibat kemarau, namun budi daya perikanan masih aman dan kualitas air baik.
  • BMKG prediksi hujan lebat pertengahan November, berisiko lonjakan debit sungai dan arus kuat yang bisa merusak tambat dan kolam ikan.
  • Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang turun di bawah batas minimum, turbin dihentikan dan aliran air dialihkan lewat spillway gate.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Debit Sungai Kampar menyusut selama kemarau.

Kekhawatiran terhadap budi daya perikanan justru potensi terjadinya lonjakan air. 

Kepala Bidang Budi Daya Perikanan Dinas Perikanan Kampar, Adri Dwison mengatakan, penyusutan debit perairan belum berdampak terhadap kegiatan budi daya kerambah dan kolam. 

Menurut dia, kerambah apung di perairan sungai masih aman.

Kualitas air juga terpantau baik untuk budi daya.

"Keramba masih aman. Justru yang dikhawatirkan debit air melonjak di pertengahan November," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (7/11/2025).

Ia menyebut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan potensi curah hujan tinggi pada pertengahan November. 

Lonjakan debit air karena hujan akan menambah laju arus sungai.

Luapan juga berisiko bagi kolam. 

Arus sungai yang terlalu kuat dapat memutus tali tambat ke darat.

Sementara luapan dari sungai berisiko menggenangi kolam, sehingga ikan lepas. 

Ia mengatakan, Dinas Perikanan sedang mensosialisasikan kemungkinan lonjakan debit sungai.

Pembudi daya diminta untuk waspada dan melakukan upaya antisipasi. 

"Kita mengingatkan pembudi daya supaya memperkuat semua. Perkuat tambat dan semuanya," ujarnya. 

Kendati begitu, ia tetap memperhatikan debit perairan yang terus menyusut. Indikator penyusutan terlihat pada elevasi Waduk PLTA Koto Panjang.

"Ini (debit waduk) juga perlu diperhatikan," katanya.

Seperti diketahui, elevasi waduk terus menurun sampai melewati batas terendah level bawah atau low water level (LWL) 73,50 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang telah menghentikan operasional turbin begitu elevasi menyentuh 73,50 mdpl sejak Selasa (5/11/2025) malam.

Air dari waduk tidak lagi dialirkan ke Sungai Kampar melalui turbin.

Debit air keluar atau outflow dialihkan melalui satu unit pintu pelimpah atau spillway gate.

Manajer ULPLTA Koto Panjang, Dhani Irwansyah menyebutkan, elevasi di angka 73,45 mdpl pada Jumat (7/11/2025) pukul 11.00 WIB. Berada 5 centimeter di bawah batas terendah LWL.

Sementara outflow melalui spillway gate hanya 55,18 meter kubik per detik (m3/s). Sama besarnya dengan debit air masuk atau inflow.

(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved