Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Waspada Bencana Hidrometeorologi

Waspada Bencana Hidrometeorologi Saat Musim Penghujan Tiba, Ini Sejumlah Daerah Rawan di Rohul

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pun mengingatkan seluruh kabupaten/kota agar tetap meningkatkan kewaspadaan. 

Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ariestia
Foto/Dok. BPBD Rohul
BANJIR - Banjir di Masjid Agung Islamic Center beberapa waktu lalu yang merendam sejumlah kendaraan roda dua, Minggu, (16/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Riau mulai diguyur hujan setelah cuaca terik, waspada bencana beberapa kabupaten rawan banjir dan longsor.
  • BPBD Rohul siagakan logistik hingga perahu karet. Koordinasi sudah disiapkan.
  • Instruksi nasional, Presiden dan Mendagri minta daerah tingkatkan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIR PENGARAIAN - Setelah cuaca terik, secara bertahap hujan mulai sering turun di Riau.

Beberapa kabupaten seperti Rokan Hulu, Kampar, Rokan Hilir, Pelalawan, dan Indragiri Hulu kini sudah mulai menerima curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Kondisi ini sekaligus menempatkan daerah-daerah tersebut dalam zona rawan banjir dan tanah longsor.

Dengan kata lain, Riau menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem dan fenomena atmosfer yang berkaitan dengan air.

Seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, tanah longsor hingga kekeringan.

Baca juga: Sebagian Wilayah di Riau Mulai Masuk Musim Hujan, Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pun mengingatkan seluruh kabupaten/kota agar tetap meningkatkan kewaspadaan. 

Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal, mengatakan bahwa perubahan cuaca yang cepat, dari panas terik ke hujan intens memerlukan kesiapan ekstra dari pemerintah daerah.

“Daerah perlu menyiapkan langkah antisipasi sedini mungkin. Termasuk menyebarkan informasi prakiraan cuaca, memperkuat koordinasi, hingga menyiapkan posko dan skenario darurat jika cuaca ekstrem berlanjut,” ujar Edy, Selasa (16/11/2025).

Rohul Siap Siaga

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rokan Hulu memastikan sejauh ini belum ada daerah banjir ataupun longsor yang terjadi.

Di satu sisi, pihaknya standby bila ada bencana.

"Belum ada laporan banjir dan longsor," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul H Ridarmanto S.IP, M.IP melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Boy Arta pada Tribunpekanbaru.com, Rabu (19/11/2025).

Ia mengatakan banjir perdana terjadi dia musim penghujan yakni di Masjid Agung Islamic Center, Minggu (16/11/2025).

Baca juga: Tempat Sholat di Masjid Agung Islamic Center Rokan Hulu Tidak Terkena Banjir

Itupun karena hujan dan drainase belum bagus akibat ada pekerjaan di sekitar Masjid.

"Hanya yang di Islamic Center itu saja," katanya.

Ia mengakui sejumlah daerah di Rohul memang rawan banjir dan longsor.

Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk waspada.

"Terutama daerah yang dilalui sungai besar," katanya.

Sungai besar yang ada di Rohul seperti Sungai rokan.

Namun aja juga sungai-sungai kecil yang juga bisa membuat banjir akibat luapan.

Boy mengatakan ada sejumlah kecamatan yang rawan banjir dan longsor. 

Kecamatan tersebut seperti Kecamatan Rambah, Rambah Hilir, Kepenuhan, Bonai Darussalam, Rokan IV Koto, Kunto dan Ujung Batu.

Daerah yang dilalui sungai kecil juga mereka waspadai.

Seperti Kecamatan Tambusai dan Rambah Samo.

"Tahun lalu sungai kecil di daerah itu meluap. Banjir juga," terangnya.

Ia kembali memastikan Pemkab Rohul sudah siap menghadapi musim penghujan yang mulai datang.

Peralatan serta logistik, sudah tersedia dan siap digunakan.

Peralatan untuk evakuasi seperti perahu karet, katanya, sudah siap digunakan.

Perbaikan perahu karet yang mengalami kerusakan sudah diperbaiki.

Selain itu, pihaknya pun sudah mendistribusikan beberapa perahu ke daerah tertentu.

Sehingga bila terjadi bencana, perahu tersebut cepat merespon.

"Kalau dari segi peralatan perahu, kita sudah siap. Yang ada rusak, sudah kita perbaiki.

Sudah kita kirim pula sebagai ke Ujung Batu," kata Boy.

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial.

Dari dinas ini diketahui, logistik untuk masyarakat terdampak bencana sudah siap. 

Begitu juga nantinya bila harus membuka dapur umum.

Instruksi Mendagri

Bencana hidrometeorologi adalah ancaman nyata di Indonesia.

Mengingat, letak geografis dan iklim tropis yang membuat wilayah ini rawan hujan ekstrem maupun kekeringan.

Sebagai informasi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian telah menginstruksikan seluruh gubernur, bupati, dan wali kota di Indonesia untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Instruksi itu dikeluarkan setelah presiden memerintahkan seluruh otoritas terkait untuk mewaspadai bencana tersebut pada Senin (17/11/2025) lalu. 

Presiden menyebutkan, berdasarkan laporan BMKG per 13 November 2025 mengenai adanya aktivitas gelombang atmosfer dan sirkulasi siklonik yang berpotensi memicu cuaca ekstrem. 

Menyikapi perintah itu tersebut, Mendagri langsung mengirimkan Surat Edaran bernomor 300.2.8/9333/SJ ke seluruh kepala daerah.

Dalam SE yang dikirim Selasa (18/11/2025), Tito meminta para kepala daerah mengambil langkah-langkah strategis.

Hal itu di antaranya meminta kepala daerah segera memetakan daerah rawan bencana hidrometeorologi berdasarkan kajian risiko, rencana kontingensi, dan rekayasa cuaca. 

Daerah juga diminta mengoptimalkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) serta menyiagakan sumber daya perangkat daerah, masyarakat, dan dunia usaha untuk mengantisipasi terjadinya bencana di kawasan yang dinilai rawan.

Mengenal Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi terjadi ketika fenomena cuaca ekstrem menimbulkan dampak merugikan bagi manusia, lingkungan, maupun infrastruktur.

Jenis-jenis Bencana Hidrometeorologi

  • Bencana Hidrometeorologi Basah
    • Banjir
    • Tanah longsor
    • Angin kencang, badai, puting beliung
    • Gelombang pasang atau rob
  • Bencana Hidrometeorologi Kering
    • Kekeringan
    • Kebakaran hutan dan lahan akibat cuaca panas ekstrem

Penyebab Utama

  • Curah hujan ekstrem akibat fenomena atmosfer seperti siklon tropis atau gelombang atmosfer.
  • Perubahan iklim global yang meningkatkan intensitas cuaca ekstrem.
  • Kerusakan lingkungan seperti deforestasi dan alih fungsi lahan yang memperparah dampak bencana.

(Tribunpekanbaru.com/Palti Siahaan/Syaiful Misgiono)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved