DBD di Riau
Kasus DBD di Rohul Meningkat Drastis, Peningkatan Dua Kali Lipat di Oktober 2025
Kasus DBD di Rokan Hulu meningkat drastis. Peningkatan diperkirakan kembali terjadi sebab saat ini mulai memasuki musim penghujan.
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ariestia
Ringkasan Berita:
- DBD di Rokan Hulu meningkat drastis, dari 4 kasus (Agustus), 18 (September), menjadi 42 kasus (Oktober).
- Kecamatan Rambah tercatat sebagai wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Rohul.
- Kasus diperkirakan terus naik di musim hujan; Dinkes Rohul mengimbau warga menjaga kebersihan lingkungan dan penampungan air.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIR PENGARAIAN - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rokan Hulu meningkat drastis.
Peningkatan diperkirakan kembali terjadi sebab saat ini mulai memasuki musim penghujan.
"Ada peningkatan ya. Meningkatnya cukup drastis," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Rohul, dr Siti Zubaidah pada Tribunpekanbaru.com, Kamis (20/11/2025).
Ia mengatakan angka DBD pada Oktober di Rohul sebanyak 42 kasus.
Bandingkan dengan kasus di September yang hanya 18 dan di Agustus hanya 4 kasus.
"Jauh peningkatannya kan," katanya.
Salah satu kecamatan yang angka kasus DBD tinggi yakni Kecamatan Rambah.
Di kasus DBD di Kecamatan ini tertinggi di Rohul.
"(Kecamatan) Rambah itu memang endemi DBD," katanya.
Baca juga: Kasus DBD di Pekanbaru Capai 675 hingga September, Terbanyak di Kecamatan Payung Sekaki
Ia pun memperkirakan kasus DBD pada November bakal meningkat juga. Sebab saat ini sudah memasuki musim penghujan.
Pihak Dinas Kesehatan Rohul pun meminta agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.
Penampungan air dibersihkan secara teratur agar tidak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
"Kalau lingkungan bersih, kasus DBD pasti bisa ditekan," terangnya.
Sebagai informasi, Demam berdarah adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Penyakit ini umum terjadi di daerah tropis, termasuk Indonesia, dan bisa berakibat fatal bila tidak ditangani dengan tepat
Penyakit ini banyak ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, dengan kasus meningkat saat musim hujan karena populasi nyamuk bertambah.
Gejala utama: Demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri otot dan tulang, mual, serta munculnya ruam. Pada kasus berat bisa terjadi perdarahan, penurunan trombosit, hingga syok.
Jika tidak ditangani, demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan mengancam nyawa.
Menghindari gigitan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan menggunakan kelambu atau obat anti nyamuk.
(Tribunpekanbaru.com/Palti Siahaan)
| Dapat Laporan Warganya Kena DBD, Camat Bangko Turun Lakukan Foging |
|
|---|
| Gotong Royong Cegah DBD, Desa Kuok Kampar Terapkan 1 Rumah 1 Jumantik |
|
|---|
| Cegah DBD, Dinkes Riau Minta Warga Aktif Berantas Jentik Nyamuk |
|
|---|
| Penyakit DBD Masih Ditemukan di Bengkalis, Ini Imbauan Dinkes untuk Masyarakat |
|
|---|
| DBD di Riau, Dinkes Meranti Akan Sosialisasikan Pencegahan Nyamuk Demam Berdarah Dengan Limbah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/nyamuk-dbd-demam-berdarah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.