Pelalawan
Tender Proyek IRNA Kembali Gagal, Ini Tanggapan Direktur RSUD Selasih Pangkalan Kerinci
Rawat inap bagi pasien digabungkan baik itu penyakit dalam maupun penyakit umum lainnya.
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com: Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN KERINCI - Gagalnya tender proyek pembangunan Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Selasih Pangkalan Kerinci telah diketahui oleh manajemen rumah sakit plat merah itu, Kamis (24/8). Lelang dibatalkan lantaran tidak ada peserta yang memenuhi syarat.
Direktur RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, dr Ahmad Kerinen, kepada tribunpekanbaru.com menuturkan pihaknya harus memutar otak lagi untuk merealisasikan pembangunan gedung dua lantai itu. Setelah mendapat informasi pembatalan dari Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (LPBJ) Setdakan Pelalawan.
"Iya saya sudah mendapat informasinya. Kita sedang mencari jalan keluarnya sekarang," terang Ahmad Kerinen, Kamis (24/8).
Dijelaskannya, pihaknya langsung terbang ke Jakarta untuk berkonsultasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah (LKPP). Menajemen RSUD bersama Dinas Kesehatan (Diskes) akan mendiskusikan solusi atau jalan keluar agar proyek senilai Rp 11 Miliyar lebih itu tetap terlaksana.
"Apakah melalui penunjukan langsung atau ada solusi yang lain. Kita tak mau proyek ini dibatalkan," tambahnya.
Selama ini, lanjut Ahmad Kerinen, rawat inap bagi pasien digabungkan baik itu penyakit dalam maupun penyakit umum lainnya. Jika IRNA ini sudah berdiri, pelayanan terhadap pasien lebih khusus lagi.
"Apalagi tingkat kunjungan pasien ke RSUD semakin meningkat tiap bulan. Ini harus diantisipasi," klaim Ahmad Kerinen.
Disisi lain proyek senilai Rp 11 miliyar lebih ini bersumber dari APBN yakni Dana Alokasi Khusus (DAK). Apabila anggaran itu tidak terserap atau tak terlaksana, dananya akan kembali ke pusat. Tentu dengan berbagai konsekuensi lainnya yang ditanggung RSUD Selasih.