Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Serangan Gajah Liar di Riau

15 Konflik Gajah-Manusia di Riau Terjadi Sepanjang 2025, Ini Penyebabnya

Interaksi negatif atau konflik antara Gajah Sumatera dan manusia di Provinsi Riau mencapai 15 kejadian sepanjang tahun 2025.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky
GAJAH - Ilustrasi Gajah Sumatera di Riau. Pihak BBKSDA Riau melakukan investigasi terkatit keberadaan gajah yang sering merusak sawit warga di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau 

Ringkasan Berita:
  • Sepanjang 2025 tercatat 15 kasus konflik gajah-manusia di Riau, tersebar di enam kabupaten/kota.
  • Siak mencatat 4 insiden, Pelalawan 3, sedangkan Kampar, Bengkalis, Inhu, dan Pekanbaru masing-masing 2 insiden.
  • Konflik meningkat akibat degradasi habitat gajah yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Interaksi negatif atau konflik antara Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan manusia di Provinsi Riau mencapai 15 kejadian sepanjang tahun 2025.

Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mencatat, belasan kejadian ini tersebar di enam kabupaten dan kota.

Kabupaten Siak menjadi lokasi paling sering terjadi konflik, dengan empat insiden. 

Disusul oleh Pelalawan yang mencatat tiga kejadian. 

Baca juga: Suara Gajah Terdengar Sedih Seusai Amuk Bocah Citra di Kebun Sawit Pekanbaru

Baca juga: Malam Menegangkan di Perlintasan Gajah di Pekanbaru, Anto Minta Datuk Tak Mengganggu

Sementara itu, wilayah Kampar, Bengkalis, Inhu, dan Pekanbaru masing-masing mencatat dua kejadian.

Hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan konflik satwa ini meluas hampir di seluruh daerah Riau. 

Peningkatan angka konflik ini disebabkan oleh faktor utama yakni degradasi ruang hidup satwa liar. 

Kawasan hutan yang semula menjadi habitat gajah telah beralih fungsi secara masif menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman.

Kabid Teknis BBKSDA Riau, Ujang Holisudin, menjelaskan bahwa tingginya interaksi negatif ini adalah cerminan langsung dari perubahan ekosistem. 

"Kami melihat bahwa kondisi habitat atau ruang hidup satwa gajah saat ini sudah terdegradasi dan beralih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman," ujar Ujang Holisudin, Sabtu (15/11/2025).

Ia menegaskan, konflik ini tidak terlepas dari perilaku alami gajah itu sendiri. 

Di mana, gajah memiliki 'home range' atau jalur jelajah tradisional yang diwariskan dari pendahulunya dan secara alamiah tidak akan berubah.

“Dengan adanya perubahan habitat saat ini, besar kemungkinan kelompok gajah akan melewati lahan dan pemukiman masyarakat yang sudah beralih fungsi dari kawasan hutan sebelumnya," tutupnya.

Data Konflik Gajah-Manusia di Riau dari Januari Hingga November 2025

Total kejadian sebanyak 15 kasus, dengan sebaran lokasi:

  • Siak: 4 kejadian
  • Pelalawan: 3 kejadian
  • Kampar: 2 kejadian
  • Bengkalis: 2 kejadian
  • Indragiri Hulu (Inhu): 2 kejadian
  • Pekanbaru: 2 kejadian
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved