BBKSDA Riau Pancing Harimau Pemangsa Manusia di Inhil Pakai Kambing Jantan
Jebakan tersebut juga telah memenuhi standar internasional tentang cara penangkapan hewan liar agar tidak melukai binatang yang dijebak.
Penulis: Theo Rizky | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Theo Rizky
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Mengatasi ancaman Harimau Sumatera yang sudah menewaskan seorang pekerja kebun sawit di Desa Tanjung Simpang, Kec Pelangiran, Kab Indragiri Hilir, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama tim gabungan kini telah membuat jebakan dengan umpan kambing jantan.
Bau kambing jantan diyakini disukai oleh Harimau Sumatera.
Jebakan tersebut juga telah memenuhi standar internasional tentang cara penangkapan hewan liar agar tidak melukai binatang yang dijebak.
Hal ini diungkapkan Plt Kepala BBKSDA Riau Suharyono saat konfrensi pers di Kantor BBKSDA Riau, Pekanbaru, Jumat (5/1/2018).
Dijelaskan Suharyono, dalam satu tahun terakhir, kemunculan Harimau Sumatera di kawasan itu ternyata telah menjadi agenda pemantauan BBKSDA.
Sejak laporan penampakannya pertama sekali pada Desember 2016, tim sudah melakukan pengecekan dan ditemukan tanda jejak.
Baca: 15 Menit Bergumul dengan Harimau, Karyawati Kebun Sawit di Riau Tewas, Leher Belakang Dicengkram
Baca: 7 Tahun Pacaran Calon Suami Wafat 2 Pekan Jelang Ijab Qabul, Allah Lebih Sayang Kamu Aa
Muncul lagi pada Januari 2017, tim memperluas areal pengamatan, hasilnya jejak lama dan baru ditemukan hingga digelarlah sosialisasi kepada masyarakat, membentuk tim pemantauan tingkat lapangan dan meminta perusahaan sekitar untuk membuat rambu peringatan.
Penampakan Harimau kembali muncul pada Mei 2017 dan sempat terekam kamera.
Tim mengambil langkah untuk menyebarkan informasi tentang cara menghindari serangan satwa liar, meminta perusahaan untuk meningkatkan pemantauan patroli dan meminta para pekerja kebun untuk tidak bekerja sendiri tapi berkelompok.
"Sepanjang 2017, terdapat banyak laporan baik itu dari tim maupun masyarakat, baik itu jejak dan kotoran bahwa di tempat itu masih ada Harimau Sumatera," ujar Suharyono.
Dijelaskannya, pada September tahun lalu, dengan banyaknya berita kemunculan harimau, pihaknya berkonsultasi dan mengirimkan surat ke Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) tentang situasi yang dapat menimbulkan konflik maka perlu langkah pengamanan untuk manusia dan satwa.
Sementara itu, BBKSDA Riau juga membahas rencana penanganan Harimau Sumatera bersama PT TH Indo Plantation, WWF, Forum Harimau Kita untuk alternatif langkah pengamanan.
