INILAH Fakta Micin, Sering Dipersalahkan, Hasil Penelitiannya Justru Bikin Kaget
Apa yang terfikirkan saat mendengar kata micin. Jamak kemudian mengarah pada sindiran yang salah. benarkan Micin berbahaya makanya dipersalahkan.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-Saat mendengar kalimat generasi micin, butuh asupan micin, kebanyakan micin, apa yang terfikirkan.
Jamak yang mengarah pada kesimpulan yang negatif atau generasi yang salah.
Kalimat yang terus tren dan kerap dipakai untuk meme dan diucapkan untuk menyindir.
Namun apakah benar micin atau penyedap rasa patut dipersalahkan.
Penyedap rasa atau micin atau juga monosodium L-glutamate (MSG) menjadi bagian penting dari pengolahan makanan di masyarakat.
Penyedap rasa ini sudah umum dikenal masyarakat Indonesia.
Sejarah Micin
Penemuan micin tidak bisa dilepaskan dari Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia Jepang yang menciptakannya.
Mulanya, Ikeda yang sedang berhadapan dengan semangkuk sop rumput laut bertanya-tanya, apa yang membuat dashi, sebuah kaldu standar untuk beberapa makanan di Jepang, rasa yang kaya?
Dashi sendiri, dalam makanan Jepang, terbuat dari fermentasi rebusan rumput laut dan ikan kering.
Kaldu ini sering digunakan oleh koki untuk menambah cita rasa makanan, yaitu rasa gurih pada makanan tak berdaging.
Untuk beberapa alasan yang sulit dijelaskan, dashi membuat
Baca: Jembatan Sungai Ini jadi Favorit Kurir Sabu,Terakhir Bawa 19 Kilogram, Ini Alasannya
Hal inilah yang kemudian membuat Ikeda ingin mencari tahu alasan di baliknya.
Pada 1908, Ikeda mengisolasi substansi utama dashi, yaitu rumput laut Laminaria japonica.