Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Idul Adha 2018

Ingat! Jangan Gunakan Plastik Hitam untuk Bungkus Daging Kurban, Imbauan Kadis Peternakan Riau

Tahun 2018 ini diestimasikan kebutuhan kurban di Riau mencapai 29 ribu ekor sebagaimana estimasi tahun 2017 lalu.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
.
Ilustrasi - Sebanyak 800 kupon kurban di lingkungan Pemko Pekanbaru dibagikan kepada masyarakat, Senin (4/9/2017). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kebutuhan kurban di Riau tahun ini diestimasi mencapai 29 ribu ekor.

Estimasi ini sama seperti tahun 2017 lalu, meskipun waktu itu jumlah tersebut tidak tercapai, hanya 27 ribuan ekor saja.

Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Provinsi Riau Asykardia Patrianov kepada Tribun Selasa (14/8/2018) menyebutkan hal itu disebabkan berkurangnya permintaan.

Baca: Geger Penemuan Mayat di Sungai Siak, Lihat Wajah Korban Warga Langsung Kaget, 'Itu si . .  .'

"Kalau tahun ini kami prediksi juga begitu, cuma kami tidak bisa komentar lebih jauh penyebabnya apa. Penurunan permintaan," ujar Asykardia Patrianov.

Hewan kurban di Riau didatangkan dari Lampung, Sumbar, Bekasi dan Banyuwangi serta Nusa Tenggara Barat. Namun yang lebih dominan itu berasal dari Lampung.

"Karena gerbang masuk karantinanya juga dari Lampung, kita tidak tahu apakah sapi Lampung itu juga berasal dari Bekasi, Banyuwangi atau NTB, yang jelas pintu masuknya Lampung," ujar Patrianov.

Sedangkan sapi lokal hanya bisa memenuhi 15 persen kebutuhan hewan kurban di Riau, sehingga lebih dominan didatangkan dari luar.

Baca: Antusias Orangtua Tingkatkan Pendidikan Siswa Via Media Sosial

Jenis yang banyak diminta adalah sapi Bali, karena faktor daging.

"Masyarakat kan menilai dagingnya lebih banyak dibandingkan sapi lain, permintaan Sapi Bali jauh lebih besar, bahkan mencapai 80 persen lebih," ujarnya.

Asykardia Patrianov mengatakan pihaknya bersama Kabupaten/Kota akan melakukan pengawasan terkait kesehatan hewan kurban untuk antisipasi penyakit.

Terutama sapi Bali yang dikhawatirkan terkena wabah Jembrana.

"Nanti pada saat pemotongan kami juga akan turun ke lapangan. Jika misalnya sapi atau hewan kurban berpenyakit maka kami minta agar dikembalikan hewannya karena tidak layak," ujar Patrianov.

Disnak menghimbau agar masyarakat menjaga kebersihan tangan, pakaian, peralatan dan lokasi saat pemotongan kurban.

"Cucilah tangan sebelum pegang daging dan jeroan. Pisahkan daging dan jeroan. Daging dan jeroan harus selalu dicegah dari pencemaran dan kontaminasi," ujar Asykardia Patrianov.

Baca: Sharenting, Jangan Sampai Berdampak Buruk Pada Mental Anak

Menurut Patrianov, hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan masyarakat adalah plastik alas maupun pembungkus. Terutama wadah daging dan jeroan, harus bersih.

Selain itu hindari gunakan kantong plastik berwarna hitam. Gunakanlah plastik warna bening.

"Jangan gunakan kantong plastik hitam," jelas Patrianov.  (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved