Sharenting, Jangan Sampai Berdampak Buruk Pada Mental Anak
Bukan cuma orang biasa, banyak pesohor seperti artis dalam dan luar negeri senang memamerkan foto dan video buah hatinya di dunia maya.
Sharenting, istilah tersebut populer di era internet sekarang. Banyak orangtua milenial melakukannya. Namun ada hal yang harus diperhatikan orangtua agar tidak berpengaruh buruk pada psikologis anak-anak sehingga mereka dapat tumbuh kembang dengan baik.
DESI rajin mengunggah foto putrinya yang baru berusia lima tahun ke akunnya di media sosial. Dalam foto, tampak putrinya bergaya ala model cilik.
Bagi Desi, media sosial merupakan sarana untuk menunjukkan kebanggaan mengenai si buah hati. Ia merasa senang membagikan foto pose anaknya, apalagi sampai dapat pujian dari orang lain.
Ada rasa puas ketika melihat anaknya pandai bergaya dan menunjukkan rasa percaya diri.
Berbagi foto maupun informasi tentang buah hati bagi Desi bukan sekedar pamer. Melalui kegiatan tersebut, dia berharap dapat mengembangkan bakat dan memupuk kepercayaan diri putrinya walau baru sekedar ‘exist’ di dunia maya.
Baca: Jelang Kurban, Tim Mulai Periksa Kesehatan Sapi Kurban di Dumai
Sedangkan bagi dirinya sendiri, lewat internet dia punya kesempatan untuk saling bercerita tentang perkembangan anak dengan para orangtua lainnya.
Berbeda dengan Desi, Vivin sama sekali tak mau memajang foto anak di media sosial, apalagi sampai memperlihatkan wajah.
Saat putra-putrinya masih balita, ia tidak pernah menampilkan foto mereka di media sosial manapun.
Menurut Vivin, suaminya juga tidak membolehkan foto kedua anak mereka diunggah di media sosial.
Sebab, ia tidak ingin putra-putrinya menjadi target orang-orang yang berniat jahat.
Kekhawatiran itu berdasar. Selain anak-anaknya belum memahami konsep ‘orang lain,’ mereka juga mudah akrab dengan siapa saja, termasuk orang baru dikenal.
Pro dan kontra di antara orangtua mengenai perlunya berbagi foto ataupun informasi anak memang hal yang mungkin terjadi.
Baca: Hewan Kurban di Kampar Diklaim Cukup, Penyakit Ini Paling Diwaspadai
Namun seiring berkembangnya zaman, siapa saja mudah terkoneksi ke internet. Orangtua era milenial pun rentan terjangkit fenomena sharenting.
Istilah sharenting pertama kali diciptakan oleh The Wall Street Journal untuk merujuk perilaku orang tua yang senang membagi informasi atau foto anaknya di media sosial.
Berasal dari kata sharing (berbagi) dan parenting (menjadi orang tua), sharenting kini menjadi fenomena global, sejalan kemajuan teknologi informasi.
