Australia Keberatan Abu Bakar Baasyir Dibebaskan, Begini Tanggapan Putra Baasyir
Australia Keberatan Abu Bakar Baasyir Dibebaskan, Begini Tanggapan Putra Baasyir
TRIBUNPEKANBARU.COM- Rencana bebasnya Abu Bakar Baasyir mendapat sorotan dari negara Australia.
Perdana Menteri Australia bahkan menyampaikan kekecewaannya terkait dibebaskannya Baasyir.
Putra ketiga Abu Bakar Baasyir, Abdul Rohim menanggapi pernyataan Perdana Menteri Australia Scott Morisson terkait rencana pembebasan ayahnya pada minggu keempat Januari 2019.
Ia menilai hal tersebut merupakan hak Scott untuk menyatakan pendapat. Ia pun tidak mau campur tangan terhadap penolakan tersebut.
Baca: Rencana Nikah Bripda Puput dengan Basuki Tjahja Purnama (BTP), Kadiv Humas Polri: Masih Simpang Siur
Baca: Abu Bakar Baasyir Adalah Sosok Cinta NKRI. Begini Pengakuan Sang Putra
Hal itu diungkapkannya saat konferensi pers di kantor hukum Mahendradatta, Cipete, Jakarta Selatan pada Senin (21/1/2019).
"Kita memang tidak akan ikut campur soal penolakan dan sebagainya. Itu hak mereka untuk mereka sikapi tentang bagaimana pembebasan Ustad Abu Bakar Baasyir," kata Rohim.
Meski begitu, ia menyatakan menolak munculnya pemberitaan media asing yang mengaitkan ayahnya kepada berbagai aksi teror berupa pengeboman di Indonesia.
"Cuma yang kita tolak adalah apabila kemudian fitnah-fitnah itu kemudian dikembangkan dan disebarkan di negara mereka yang bisa berakibat kepada salah sangka dan buruk sangkanya masyarakat di dunia ini kepada ustad Abu Bakar Baasyir. Tadi sudah disebutkan, kita melihat beberapa media di Australia, Amerika, itu mencoba mengangkat isu Ustad Abu Bakar Baasyir dengan mengaitkannya dengan isu bom bali dan berbagai macam peristiwa pemboman yang ada di Indonesia," kata Rohim.
Baca: 8 Fakta Pembebasan Abu Bakar Baasyir, Mulai dari Surat Pembebasan hingga Alasan Kemanusiaan
Ia menegaskan bahwa selama ini ayahnya tidak pernah terbukti memiliki keterkaitan dengan pengeboman di Indonesia. Menurutnya, semua proses hukum terkait hal tersebut juga sudah dilakukan oleh ayahnya.
"Tadi sudah ditegaskan bahwasanya beliau tidak terkait dengan satu pun kasus pembiman di Indonesia dan itu sudah selesai secara hukum di Indonesia. Dan itu sudah selesai penuntutannya, persidangannya, sudah divonis, dan bahkan sampai upaya yang diperjuangkan lawyer sampai PK dan sebagainya. Itu sudah selesai," kata Rohim.
Dirinya merasa aneh kepada Australia dan pihak lainnya yang selama ini menghormati kemanusiaan, perbedaan pandangan, perbedaan agama.
"Kami merasa aneh dengan mereka yang berkomentar miring tentang upaya pembebasan ini. Karena pembebasan ini karena pertimbangan kemanusiaan yang diambil oleh presiden. Kalau sampai sekarang negara Barat, seperti Australia dan sebagainya itu selalu menggembar-gemborkan sangat menghormati kemanusiaan, perbedaan pandangan, perbedaan agama dan sebagainya," kata Rohim.
Baca: Jokowi Bebaskan Abubakar Baasyir, Sudah Lama Dipertimbangkan Dengan Alasan Kemanusiaan
Menurutnya, seharusnya Australia dan negara lain mengapresiasi pembebasan ayahnya.
"Seharusnya mereka mengapresiasi, karena itu pertimbangannya murni kemanusiaan. Tidak perlu ditarik-tarik kepada kepentingan politik. Karena memang tidak ada sama sekali kepentingan politik di situ," kata Rohim.
Untuk itu, ia meminta agar pihak asing menghormati proses hukum di Indonesia.
