Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Kronologi Kematian Harimau Sumatera Inung Rio Saat Perawatan, Alami Kerontokan Rambut dan Kejang

Kronologi lengkap kematian harimau Inung Rio Saat jalani perawatan, usai kena jerat pemburu di Pelalawan Riau.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
BBKSDA Riau
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama pihak terkait lainnya berhasil menyelamatkan satwa Harimau Sumatera di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, berdasarkan keterangan pers yang disuarkan BBKSDA Riau. 

Kronologi Kematian Harimau Sumatera Inung Rio Saat Jalani Perawatan, Ada Kerontokan Rambut dan Alami Kejang-kejang

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Direktorat Jendral (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementrian LHK, merilis kronologi lengkap perihal kematian Harimau Sumatra bernama Inung Rio.

Untuk diketahui, ‘Kucing Belang Raksasa’ ini terkena jerat pemburu di areal yang merupakan ex Hak Pengusahaan Hutan (HPH), yang saat ini menjadi kawasan restorasi ekosistem dalam rangka pengembalian hutan secara alami kembali, pada Maret 2019 lalu.

Lokasinya ada di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Dimana daerah itu juga menjadi wilayah kerja PT. Gemilang Citra Nusantara (RAPP Group).

Akibat terkena jeratan, harimau tersebut mengalami luka parah di bagian kaki kiri depan, bahkan sampai membusuk.

Baca: Inung Rio Harimau Sumatera yang Kena Jerat di Pelalawan Riau Itu Telah Mati

Direktur Jendral (Dirjen) KSDAE Kementrian LHK RI, Ir. Wiratno menyampaikan, pada 25 Maret 2019, Inung Rio tiba di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PRHSD) di Sumatra Barat, setelah berhasil dievakuasi dan menempuh perjalanan sekitar 22 jam dari lokasi dia terkena jerat.

Harimau Sumatra berjenis kelamin jantan berumur 3 tahun, dengan bobot berat 95 kg ini langsung menjalani masa observasi dan perawatan intensif, atau masa karantina selama 14 hari.

Selama masa karantina itu, Inung Rio diketahui terluka parah di bagian kaki kiri depan, dan sempat demam dengan suhu tubuh lebih dari 40 derajat celcius. Luka yang dialami Inung Rio menghambat aktivitasnya.

Meski demikian, dia masih terlihat normal dan sifat keliarannya masih ada.

Sifat kewaspadaan masih tinggi dan langsung mengeluarkan suara peringatan ketika didekati manusia.

Untuk nafsu makannya juga tergolong sangat baik. Dia diberi makan berupa daging babi.

Sampai pada 12 April 2019, kondisi Inung Rio terbilang baik dan tidak memperlihatkan sakit serius.

Namun pada 14 April 2019, Inung Rio terlihat mengalami penurunan aktivitas.

Gerakannya hanya sebatas mendekat dan menjauhi lampu treatment infra red.

Baca: Kisah Viral, Digigit Serangga Saat Naik Motor, Bibir Wanita Ini Gatal-gatal Sampai Bengkak

Hasil pengamatan terlihat adanya kerontokan rambut, air liur berlebih (hypersalivasi), mata berair (hiperlakrimasi) dan hilangnya nafsu makan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved