Ekonomi Nasional Melemah, Perhotelan di Pekanbaru Harapkan Aliran Gas Bumi PGN
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menargetkan pembangunan infrastruktur pipa jaringan gas di Dumai akan selesai pada 2018 mendatang.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ariestia
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menargetkan pembangunan infrastruktur pipa jaringan gas di Dumai akan selesai pada 2018 mendatang. Gas akan dialirkan ke berbagai wilayah, termasuk kota Pekanbaru. Untuk tahap awal, PGN akan memasarkan pasokan gas bumi ke sektor industri.
"Fokus utama PGN adalah pasokan akan difungsikan bagi sektor komersial. Jika sudah maksimal, nantinya kita akan mengalirkannya juga ke rumah-rumah penduduk setempat," kata Kepala Penjualan PGN Area Pekanbaru, Arif Nurachman baru-baru ini kepada TribunPekanbaru.com.
Ia memaparkan pihaknya sudah mendapatkan restu dan pasokan gas bumi dari pemerintah pusat sebesar 37 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
"Pembangunan akan kita mulai pada tahun 2017 dengan estimasi waktu sekitar 510 hari atau 18 bulan. Jadi jika tidak ada kendala, proses nya akan selesai pada 2018 mendatang," imbuhnya.
Di Riau, terutama Pekanbaru sebagai ibukota, peluang penggunaan gas bumi sangat potensial serta selaras dengan tujuan PGN.
McKinsey di tahun 2012 mencatat perkembangan ekonomi Pekanbaru merupakan yang paling cepat selang 10 tahun terakhir di antara kota-kota lainnya. Pada 2030, McKinsey memprediksi jumlah populasi di Kota Pekanbaru akan mencapai angka 1,9 juta. Seiring pertumbuhan tersebut, perkembangan GDP Pekanbaru akan tumbuh sebesar 7,3 persen. Meski begitu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau tahun 2015, populasi Pekanbaru sudah menyentuh angka 1.038.118 jiwa dengan predikat kota terpadat di antara kabupaten/kota lainnya yang belum menyentuh angka 1 juta.
Seiring dengan pertumbuhan populasi, jumlah sektor industri, khususnya perhotelan juga mengalami peningkatan yang tajam. Apalagi, Provinsi Riau tengah mengalihkan sumber pendapatan ekonominya dari sektor industri minyak bumi ke sektor pariwisata melalui program Riau Menyapa Dunia. Setiap tahun, Kota Bertuah selalu kedatangan investor yang ingin mendirikan hotel. Bahkan sepanjang tahun 2016 ini saja, setidaknya sekitar delapan hotel baru telah beroperasi.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Ondi Sukmara mencatat sepanjang tahun 2016, Pekanbaru sudah memiliki sebanyak 100 hotel berbintang.
"Kalau diklasifikasikan, untuk hotel bintang tiga ke bawah sebanyak 75 dan hotel bintang tiga ke atas sebanyak 75," terangnya kepada TribunPekanbaru.com, Selasa (25/10/2016).
Terkait penggunaan gas bumi untuk sektor perhotelan, Ondi menyampaikan hotel-hotel pasti akan menggunakan gas bumi PGN jika harga yang ditawarkan jauh lebih murah ketimbang penggunaan Elpiji.
"Apalagi kondisi perekonomian secara nasional sepanjang tahun 2016 ini mengalami perlambatan yang berimbas terhadap tingkat okupansi hotel di Pekanbaru, hanya sekitar 50-60 persen hingga saat sekarang ini," cetusnya.
Dengan hadirnya gas PGN, lanjutnya, akan membantu mengurangi dan mengefisienkan pengeluaran perhotelan. Meski begitu, ia mengaku belum mendapatkan tata cara penggunaan gas bumi ini secara rinci. Dirinya mengharapkan agar PGN segera melakukan sosialisasi kepada hotel-hotel yang ada jika memang berniat mengalirkan gas bumi ini ke sektor industri perhotelan.
"Dan juga untuk proses instalasi serta keamanannya harus terjamin, karena selama ini pemakaian gas elpiji di perhotelan tidak ada masalah selain harga yang memang sedikit lebih mahal," sebut pria yang juga menduduki posisi General Manager Hotel Furaya Pekanbaru.
Namun tampaknya pelaku bisnis perhotelan di Pekanbaru masih harus bersabar. Sebab, hingga sekarang sosialisasi PGN lebih sering dilakukan di area Dumai. Selang satu tahun terakhir, Kepala Penjualan PGN Area Pekanbaru, Arif Nurachman selalu berulang kali menempuh perjalanan darat sekitar lima jam dari Pekanbaru menuju Dumai. Hal ini dalam rangka menawarkan gas bumi sebagai bahan bakar kepada berbagai perusahaan yang terletak di bagian utara wilayah Riau tersebut.
