Puluhan Ribu Butir Kelapa Keluar Tiap Hari, Desa Makmur Jaya Tak Lagi Ditiinggal Penduduknya
2015 dan 2016 ini pembangunan tanggul mekanik menjadi prioritas utama dan masuk dalan Musrenbang bersama perangkat desa.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: M Iqbal
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru : T. Muhammad Fadhli.
TRIBUNPEKANBARU.COM, KATEMAN – Ketakutan masyarakat Desa Makmur Jaya, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terhadap intrusi air laut yang menghantam perkebunan kelapa masyarakat akhirnya sirna.
Geografis Desa Makmur Jaya yang terletak di daerah pesisir, memang membuatnya sangat rentan dengan dampak perubahan iklim terhadap kenaikan permukaan air laut.
Kepala Desa (Kades) Makmur Jaya, H. Asnawi mengatakan, semua perkebunan kelapa masyarakat akan hancur kalau tidak ada tanggul. Karena kondisi perkebunan kelapa sangat memprihatinkan dengan ancaman air pasang yang menjadi ketakutan masyarakat yang mayoritas berkebun kelapa.
“Saat musim utara atau pun musim tenggara bisa kena. Sempat jebol, habislah kebun kelapa kami," keluhnya saat dikunjungi Tribun Pekanbaru Jumat (30/12/16).
Dengan kondisi seperti ini membuat banyak masyarakat setempat yang memilih untuk keluar dari desa dan mencari peruntungan di tempat lain.
“Alasan masyarakat untuk bertahan tak ada lagi karena kelapa hancur, banyak masyarakat yang pindah," ujarnya.
Oleh karena itu, pada tahun 2015 dan 2016 ini, pembangunan tanggul mekanik memang telah menjadi prioritas utama dan masuk dalan musyawarah pembangunan (Musrenbang) bersama perangkat desa.
Dengan mengunakan anggaran desa yang besar membuat pembangunan tanggul pun di mulai oleh Pemerintah Desa Makmur Jaya agar masyarakat bisa bertahan dan tidak lagi meninggalkan desa.
“Alhamdulilahlah berkat adanya dana desa ini, pembangunan tanggul dapat terlaksana dan masyarakat kembali bisa berkebun,” ungkapnya senang.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Makmur Jaya, Syamsuddin menuturkan, pasca pembangunan tanggul, membuat kebun kelapa masyarakat kembali produktif, tidak kurang puluhan ribu butir kelapa setiap harinya keluar dari Desa Makmur Jaya.
Menurutnya, kelapa – kelapa ini nantinya akan di distribusikan masyarakat desa ke luar desa dan perusahaan – perusahaan berbahan baku kelapa yang ada di sekitar desa yang merupakan desa pemekaran dari Desa Simbar pada tahun 2012 tersebut.
Tidak hanya itu saja, menurutnya, masyarakat yang tidak punya kebun pun merasakan dampak nyata dari produktifnya kebun kelapa pada saat ini. Perekonomian masyarakat meningkat dan dapat menaikkan taraf hidup masyarakat.
“Kebun bagus, penghasilan meningkat. Masyarakat yang tidak punya kebun pun bisa kerja mencongkel kelapa dengan upah minimal Rp.100 ribu perhari,” tukasnya.(*)
