Menakar Peluang Gas Bumi Bagi Kapal Industri dan Nelayan Untuk Bahan Bakar di Riau
Pembangunan proyek tersebut direncanakan memakan waktu 12 bulan, sehingga diperkirakan rampung 1 Oktober 2018 mendatang
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: M Iqbal
"Melalui peningkatan kualitas layanan secara terus menerus menerus, pertumbuhan positif trafik kunjungan kapal juga diikuti pertumbuhan kinerja operasional secara signifikan," ujarnya melalui siaran resmi di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Menyoal penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar kapal juga telah dibahas oleh PGN.
Terhitung dua perusahaan transportasi laut telah digandeng PGN.
Pada 2015 lalu, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PT Pelni, PT ASDP dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pemanfaatan gas alam cair, LNG (Liquefied Natural Gas) untuk konversi pengganti BBM solar ke gas.
Menyadur kompas.com, PT Pelni sebagai operator transportasi laut membutuhkan biaya operasi untuk BBM sekitar 58 persen dari pendapatan perusahaan.
Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro mengatakan konversi ke bahan bakar minyak ke gas akan menghemat biaya sekitar 24 persen.
“Pelni mengkonsumsi BBM sekitar 33,4 juta liter per bulan. Bila 40 persen dapat dikoversi, ada penghematan sekitar 20 persen biaya operasi,” singkatnya.
Kemudian, pada Juli 2017 lalu PGN melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) joint study pengoperasian kapal baru berbahan bakar ganda (dual fuel) di lintasan Merak (Banten)-Bakauheni (Lampung) dengan PT ASDP Indonesia Ferry.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengaku melalui kesepakatan ini PGN dan ASDP dapat melakukan kajian bersama pengoperasian kapal baru dengan menggunakan dua jenis bahan bakar.
Pihaknya merencanakan kapal ini akan beroperasi di Pelabuhan Merak-Bakauheni dengan komposisi 70 persen Liquefied Natural Gas (LNG) dan 30 persen solar.
“Melalui kerjasama ini berarti PGN juga mendukung program Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mendorong pembangunan di bidang kemaritiman. Di samping itu, kami terus berupaya meningkatkan pemanfaatan gas bumi dari berbagai sektor, termasuk di antaranya transportasi laut,” kata Jobi.
Di luar negeri, konversi BBM ke BBG untuk kendaraan transportasi laut sudah lama menjadi perhatian.
Contohnya perusahaan asing yang memproduksi kapal kontainer terbesar di dunia, CMA CGM Group.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan asal Prancis ini mempersiapkan sembilan kapal berbahan bakar gas cair atau LNG.
Kapal-kapal ini direncanakan akan beroperasi pada 2020 mendatang.
