Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Menakar Peluang Gas Bumi Bagi Kapal Industri dan Nelayan Untuk Bahan Bakar di Riau

Pembangunan proyek tersebut direncanakan memakan waktu 12 bulan, sehingga diperkirakan rampung 1 Oktober 2018 mendatang

Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: M Iqbal
Tribun Pekanbaru/ Fernando Sikumbang
Manjemen Pertamina RU II, Pertagas dan PGN menyaksikan langsung pengelasan pertama pipa transportasi gas Duri-Dumai di Kilang Pertamina Putri Tujuh, Senin (13/11/2017). 

Melansir cma-cgm.com, Rodolphe Saadé selaku CEO CMA CGM Group menyatakan pihaknya telah membuat keputusan berani untuk melengkapi kapal-kapal dengan teknologi berfokus pada lingkungan.

Dilanjutkannya, LNG merupakan salah wujud ambisi perusahaan untuk menjadi kekuatan utama dalam industri perlindungan lingkungan dengan menjadi pelopor teknologi inovatif dan ramah lingkungan.

Peralihan bahan bakar ini memiliki banyak manfaat, terutama masalah polusi.

Di antaranya pengurangan pelepasan gas CO2 sampai 25 persen, emisi sulfur berkurang 99 persen, partikel-partikel berkurang hingga 99 persen, dan emisi nitrogen oksida juga berkurang mencapai 85 persen.

Keunggulan gas bumi sebagai bahan bakar telah terbukti. Di saat yang lain tengah mengembangkan, kapal Feri NM F.‑A. Gauthier asal Italia telah melaut pada 2015 lalu sebagai kapal pertama berbahan bakar gas LNG.

Perusahaan gas bumi asal Kanada, Gaz Metro yang menyuplai bahan bakar kapal tersebut.

Hasilnya, mampu mengurangi emisi gas hingga 25 persen dibandingkan dengan diesel laut.

Selain hampir menghilangkan emisi partikel dan polutan udara lainnya, motor LNG juga lebih tenang dan menghasilkan getaran lebih sedikit.

Tidak hanya itu, luas ruang kabin kapal lebih efisien.

Feri baru ini mampu melayani lebih banyak penumpang, berkapasitas 800 orang dan 180 kendaraan.

Nelayan berharap bisa manfaatkan gas bumi

Ternyata kehadiran gas bumi tak hanya dinanti kapal-kapal berukuran besar.

Para nelayan yang mencari nafkah disepanjang garis pantai Riau, khususnya Bengkalis sangat berharap bisa ikut memanfaatkan gas bumi.

Dengan demikian dapat menekan biaya pengeluaran saat mencari ikan dibanding menggunakan perahu berbahan bakar minyak.

Kepala Laboratorium Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) Bengkalis, Sahat Hutabarat mengatakan banyak masyarakat Bengkalis yang berprofesi sebagai nelayan. Jumlahnya mungkin lebih dari sekedar ratusan orang.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved