Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Citizens Journalism

Ajaib! Ilmuwan ITB Sulap Limbah Menjadi Aspal Solusi Banjir

Walaupun berpori, geopori tidak tergerus air dan dapat digunakan sebagai pengganti aspal atau beton, diprediksi secara basic science sampai 40 tahun

Editor: Afrizal
istimewa
Dhia Hana Mufida Mahasiswa Magister Pengajaran Fisika ITB Asal Pekanbaru 

Biaya yang digunakan untuk pembuatannya tidak jauh berbeda dengan beton berpenyangga, yaitu 300 ribu per meter persegi.

K 250 merupakan hasil core jalan berpori silinder yang sudah tahan terhadap beban 2,5 ton per meter persegi, sehingga untuk 1 ton mobil, pada masing-masing rodanya hanya memiliki beban 250 kg. Kemampuan K 250 telah mampu menahan beban tersebut maupun untuk truk-truk yang ringan.

Pembuatan teknologi geopori memanfaatkan batu kerikil, limbah industri seperti slag dan limbah batu bara.

Slag merupakan limbah dari industri baja yang merupakan hasil peleburan baja paling atas, limbah ini sebagai pengotor, sehingga tidak digunakan sebagai bahan baja utama.

Baca: Tega, Lagi Butuh Uang Ibu Jual Bayinya yang Baru Umur 3,5 Bulan, Alasannya Bikin Geram

Proses pembuatan paving blok atau aspal geopori terkendala dari ketersediaan bahan baku, karena limbah tersebut dikategorikan sebagai limbah beracun dan berbahaya (B3).

Namun menurut penuturan Profesor Bambang, bahan tersebut tidaklah termasuk limbah.

Limbah batu bara tidak berbahaya namun justru sangat bermanfaat karena nano materialnya sangat aktif dan mudah bereaksi. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Tabola Bale dan Arah Pembangunan

 

Aspirasi Rakyat di Era Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved