SEDIH, Tak Mampu Bayar Ambulans, Jenazah Bayi Berusia 5 Hari Terpaksa Diangkut Ojek
bayi yang baru berumur lima hari itu terpaksa dibawa pulang menggunakan sepeda motor menuju kampung asalnya.
“Padahal, pihak keluarga sudah mengajukan surat keterangan tidak mampu, namun pihak rumah sakit menolak. Mereka ngotot meminta biaya ambulans baru jenazah bisa diantar,” tuturnya.
Ironisnya, jasad bayi juga sempat ditahan karena keluarga belum melunasi biaya rumah sakit.
Bayi malang itu ditahan lantaran kedua orangtua tidak mampu membayar biaya persalinan dan perawatan putrinya.
“Ya, benar. Jenazah sempat ditahan saat mau dibawa pulang,”ujar Ali
Bayi yang terlahir di RSUD Bima sejak lima hari lalu itu kondisinya memang sudah lemah.
Karena itu, pihak rumah sakit memutuskan untuk mengambil tindakan medis dengan memasukkannya ke ruang NICU.
Sementara itu, Suhada, sang ibu yang melahirkan bayi malang ini rupanya menderita kelumpuhan selama 15 tahun.
Suhada juga diketahui bukan peserta BPJS.
Kondisi itulah yang menyebabkan mereka harus membayar biaya persalinan dan perawatan putrinya sebesar Rp 600.000 per hari.
“Itu hitungan pihak rumah sakit yang harus dibayar keluarga pasien. Sementara mereka ini keluarga tidak mampu, suaminya enggak punya penghasilan dan istrinya lumpuh,” ujar Ali.
Karena tak punya uang sebanyak itu, jasad bayi ditahan RSUD.
Mendengar hal itu, Kades Waro langsung menghubungi pihak RSUD Bima dengan memohon keringanan.
Namun, upaya Kades tidak mampu mengubah kebijakan rumah sakit.
“Tidak ada kebijakan sama sekali. Akhirnya saya hubungi direktur operasional. Saya juga mengutus istri untuk mendampingi orangtua bayi,” tutur dia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/menggendong-jenazah-bayi-menggunakan-sepeda-motor_20180316_064005.jpg)