Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sharenting, Jangan Sampai Berdampak Buruk Pada Mental Anak

Bukan cuma orang biasa, banyak pesohor seperti artis dalam dan luar negeri senang memamerkan foto dan video buah hatinya di dunia maya.

Penulis: Ariestia | Editor: M Iqbal
Healthy Children
Ilustrasi 

Perkembangan media sosial membuat siapa saja bisa berinteraksi dengan individu lain yang jaraknya jauh. Termasuk untuk menjalin pertemanan dengan orang yang belum dikenal atau bertatap muka sekalipun.

Bukan cuma orang biasa, banyak pesohor seperti artis dalam dan luar negeri senang memamerkan foto dan video buah hatinya di dunia maya.

Baca: Mengejutkan, iPhone 6 Wanita Ini Meledak dan Terbakar di Dalam Mobil, Ternyata Ini Penyebabnya

Bahkan ada di antara anak artis memiliki akun sendiri di media sosial, yang tentu saja dikelola oleh orangtuanya.

Setiap ada unggahan video atau foto terbaru, laman media sosial tersebut langsung diserbu dan banjir pujian atau malah menjadi tempat ‘perang’ komentar netizen.

Ada berbagai alasan mengapa orangtua senang melakukan sharenting.

Di antaranya sebagai sarana untuk mengungkapkan kebanggaan pada putra-putrinya.

Orangtua pasti merasa senang melihat perkembangan anaknya dan tak sabar ingin segera berbagi cerita dengan keluarga maupun teman.

Sebagian lainnya melakukan hal itu dilandasi keinginan untuk saling bertukar pengalaman, informasi, tips serta pengetahuan sebagai orangtua dalam membesarkan anak.

Baca: Pusat Layanan Kargo Garuda Indonesia Hadir di Pekanbaru

Berdampak Pada Psikologis Anak

Dilansir Globalnews.ca, penelitian yang dilakukan University of Florida Levin College of Law menunjukkan 92 persen anak-anak berusia dua tahun di Amerika Serikat pernah muncul di internet.

Namun persoalannya, foto yang terpampang di media sosial seperti Facebook, 45,2 persen disertai dengan nama depan mereka. Sebanyak 6,2 persen menyertakan tanggal kelahiran sehingga netizen lain dengan mudah mengetahui usia si anak.

Sedangkan di Instagram, 63 persen orangtua menyebutkan nama anak, paling tidak dalam satu foto di antara sekian banyak yang mereka unggah. Sebanyak 27 persen orangtua juga menyertakan tanggal kelahiran dan 19 persen lainnya menyertakan dua informasi penting tersebut.

Bagi orang yang ingin tahu, data seperti ini cukup untuk membuat mereka mencari informasi tambahan untuk mengetahui alamat anak tersebut. Misalnya dengan membuka akses ke laman media sosial orangtua si anak.

“Orangtua harus waspada informasi ini dapat berakhir di tangan individu atau organisasi yang ingin menyakiti anak,” kata Stacey Steinberg, penulis utama studi dan profesor keterampilan hukum di Levin College of Law, kepada Global News.

Baca: 4 Hape Xiaomi Ini Dibekali Teknologi Artificial Intelligence. Hasil Foto Kameranya Mantap!

Selain itu, komisi keselamatan atau polisi Kanada dan Australia telah menemukan banyak orangtua tak sadar bahwa gambar anak yang dibagikan di internet disalahgunakan dalam situs pedofil.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved