Hari Kemerdekaan
Mahmud Marzuki Orang Paling Dicari Jepang Usai Kibarkan Merah Putih Pertama Kali di Bangkinang
Mahmud Marzuki membakar semangat masyarakat agar tidak takut lagi kepada penjajah karena Indonesia sudah merdeka.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Afrizal
Namun Indonesia diklaim secara sepihak oleh Belanda.
Ketika itu, situasi memanas sebab tersiar kabar kalau Indonesia jatuh ke tangan Belanda.
Di saat situasi yang tidak menentu, Mahmud Marzuki dan teman-temannya merencanakan pengibaran bendera Merah Putih sebagai bentuk penegasan bahwa Indonesia sudah merdeka.
Pengibaran bendera disepakati pada 9 September 1945 di halaman Kantor Controleur atau Kewedanaan Bangkinang.
Sekarang dikenal sebagai Lapangan Merdeka, Jalan Prof. M. Yamin, Bangkinang Kota.
"Pengibaran bendera dilaksanakan. Tapi di malam hari," kata pria yang juga Dewan Gelar Daerah Provinsi Riau ini.
Masyarakat tumpah ruah menyaksikan pengibaran bendera tersebut.
Sampai tentara Belanda dan Jepang tidak bisa berbuat apa-apa.
Baca: Hasil dan Klasemen Grup A, E dan F Sepak Bola Timnas U-23 Asian Game 2018
Baca: Jika Layar Jadi Hijau, Xiaomi Kamu Asli, Yuk Periksa Dulu. . .
"Di situ (saat pengibaran bendera) ada Belanda, ada Jepang. Tapi nggak bisa apa-apa karena masyarakat sangat ramai," ujar Azaly.
Mahmud Marzuki bertindak sebagai penggerek bendera.
Setelah pengibaran bendera, Mahmud Marzuki bertolak ke Muara Jalai menyeberangi Sungai Kampar.
Di sana, Mahmud Marzuki membakar semangat masyarakat agar tidak takut lagi kepada penjajah karena Indonesia sudah merdeka.
Mahmud Marzuki yang masih enerjik dan muda berhasil menghimpun kekuatan masyarakat.
Namun Mahmud Marzuki baru beberapa hari di Muara Jalai.
Tentara Jepang menculik Mahmud Marzuki dan teman-temannya.
