Kampar
Warga Amankan Barang di Rumah Panggung, Bersiap Hadapi Luapan Air Sungai Kampar
Warga Desa Aur Sati Kecamatan Tambang bersiap-siap menghadapi banjir dengan mengamankan barang-barang mereka di rumah panggung
Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Warga Amankan Barang di Rumah Panggung, Bersiap Hadapi Luapan Air Sungai Kampar
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Warga Desa Aur Sati Kecamatan Tambang bersiap-siap menghadapi banjir dengan mengamankan barang-barang mereka di rumah panggung.
Hal ini sebagai antisipasi warga jika terjadi sewaktu-waktu terjadi banjir akibat dibukanya saluran pembuangan Waduk Koto Panjang.
Baca: Wow, Juara Olimpiade Akutansi Berkesempatan Kuliah di PNP Tanpa seleksi
Baca: VIDEO: Ritual Tolak Bala Ghatib Beghanyut Dilaksanakan di Terminal Pelabuhan
Berbagai persiapan dilakukan oleh mereka yang sudah terbiasa dilanda banjir.
Aur Sati merupakan salah satu desa terparah dilanda banjir karena meluapnya Sungai Kampar.
Data korban banjir besar 2016 silam, Aur Sati yang sebagian besar wilayahnya terhampar di sepanjang bantaran Sungai Kampar, menjadi desa dengan jumlah korban terbanyak.
Mengingat pengalaman itu, Kepala Desa Aur Sati, Abdul Rozak mengatakan, Pemerintah Desa dan masyarakat telah melakukan persiapan khusus.
Meski debit Sungai Kampar masih tergolong normal, walau ada kenaikan tinggi elevasi.
Baca: Wakil Rakyat Pinjam Uang ke BUMD di Siak, Jumlahnya Rp 250 Juta
Baca: VIDEO: Sedang Berlangsung Top 9 Indonesian Idol Junior 2018, Live di RCTI
"Sungai Kampar masih tergolong stabil. Tapi masyarakat sudah melakukan persiapan karena tingginya curah hujan," kata Rozak, Jumat (2/11/2018).
Ia mengatakan, Pemerintah Desa sudah mengingatkan masyarakat tentang dampak yang mungkin terjadi jika Sungai Kampar meluap.
"Kita mengingatkan masyarakat waspada di pinggir sungai. Kegiatan seperti Keramba, supaya dijaga dengan betul," ujar Rozak.
Ia menambahkan, pihaknya juga mengadakan simulasi penanggulangan banjir.
Rozak mengatakan, Pemerintah Desa sudah menyiagakan dua unit tenda darurat untuk menampung pengungsi korban banjir.
Tenda dilengkapi dapur umum.
Di samping itu, dirinya sudah menyampaikan permintaan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar agar menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Baca: Pemain Persela Saddil Ramdani Ditetapkan Tersangka, Kasus Penganiayaan Mantan Kekasih
Baca: Dari 43 Desa Peserta Pilkades Serentak di Pelalawan, Hanya Dua Desa Ini yang Ajukan Gugatan
"Saya sudah sampaikan ke BPBD akan meminjam speed boad untuk pengangkutan," ujar Rozak.
Selain itu, permintaan tambahan tenda juga sudah disampaikan ke BPBD dan TNI.
Di samping itu, sebagian warga membuat Saung setinggi 3-4 meter tempat mengamankan harta benda agar tidak rusak terendam banjir.
Ada juga warga yang akan megamankan harta bendanya di rumah-rumah panggung.
Rozak mennuturkan, kekhawatiran masyarakat adalah jika Waduk PLTA Koto Panjang membuka pintu limpahan atau Spillway Gate.
Jika dibuka, debit Sungai Kampar akan melimpah.
"Pak Kapolsek sudah menyampaikan, akan menelepon Kepala Desa kalau pintu waduk dibuka," pungkas Rozak. (*)