Indragiri Hilir
Aksi Solidaritas, Dokter Bedah RSUD Puri Husada Tembilahan Tempelkan Pengumuman Ini
Aksi solidaritas untuk tiga orang dokter ditahan jaksa, dokter bedah RSUD Puri Husada Tembilahan tempel pengumuman ini
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nolpitos Hendri
Dari siaran pers yang diterima Tribun Pekanbaru, pada prinsipnya salah satu organisasi dokter menghormati terhadap proses hukum yang sedang dijalani.
Baca: Dirut BLUD RSUD Arifin Achmad Buru-buru Masuk Kantor Kejari, Tiga Orang Dokter di Riau Ditahan Jaksa
Baca: Tiga Orang Dokter di Riau Ditahan Jaksa, IKABI Riau Bantah Lakukan Aksi Mogok
Namun sebaiknya tidak dilakukan penahanan karena yang bersangkutan merupakan Dokter Ahli Bedah Mulut yang sampai saat ini tenaga masih sangat dibutuhkan dalam hal pelayanan kasus bedah mulut baik di Kota Pekanbaru maupun di Provinsi Riau.

Selain itu mengingat masih terbatasnya tenaga ahli Bedah Mulut Provinsi Riau serta mencegah terjadinya penumpukan daftar antrean tindakan bedah mulut di rumah sakit tempat dokter tersebut mengabdi.
Diberitakan sebelumnya, tiga dokter RSUD Arifin Achmad, yaitu, dr Kuswan A Pamungkas, SpBP-RE, dr Weli Zulfikar, SpB(K)KL dan Dr drg Masrial, SpBM, digugat oleh pihak rumah sakit dengan tuduhan praktik korupsi pengadaan alat kesehatan di RSUD Arifin Achmad.
Sekretaris IKABI Riau, dr Andrea Valentino SpBS kepada Tribunpekanbaru.com pada Selasa (27/11/2018) membantah para dokter melakukan mogok operasi di tempat mereka bekerja, terkait ditahannya rekan sejawat mereka oleh jaksa dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru.
Menurut Andrea, para dokter ahli bedah tetap melakukan operasi emergency dan visit terhadap pasien operasi.
"Kami tidak mogok, kami tetap memberikan pelayanan untuk operasi emergency dan visit pasien. Makanya kami sebut dengan penundaan pelayanan, bukan mogok," kata Andrea.
Baca: UPDATE Penahanan 3 Dokter di Pekanbaru, IDI Dumai Beri Dukungan Moril pada Ikabi Riau
Baca: UPDATE Aksi Damai Dokter di Kejari Pekanbaru Terkait 3 Rekan yang Ditahan, Perundingan Berlangsung
Andrea menjelaskan, untuk operasi emergency misalnya adalah yang bersifat darurat dan tidak bisa ditunda, dan harus dilakukan operasi sesegera mungkin, misalnya tabrakan, dan operasi darurat yang tak bisa ditunda lainnya.
Operasi yang dilakukan penundaan tersebut menurut Andrea adalah operasi yang bersifat terencana dan poliklinik, yang sifatnya tidak ada masalah jika ditunda.

"Kami tentunya sudah mempertimbangkan yang dilakukan," imbuh Andrea.
Andrea juga menambahkan, aksi solidaritas yang dilakukan pihaknya hanya semata-mata sebagai aksi solidaritas agar bisa rekannya yang berkasus hukum ditangguhkan penahanannya oleh pihak kejaksaan.
"Kami hanya meminta agar ditangguhkan penahanan rekan sejawat kami," ulasnya. (*)