Berita Riau
Agung Nugroho Sayangkan Perusakan Baliho Caleg PDIP Dikaitkan dengan Demokrat
Pihak partai Demokrat satu apresiasi kinerja aparat kepolisian yang sigap tangani kisruh pengrusakan atribut partai di Pekanbaru.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Pemanggilan Agung jelas Jansen terkait terjemahan apa yang disampaikan Wiranto selaku Menkopolhukam sebelumnya, dimana ada oknum kader Demokrat dan PDIP yang diduga terlibat dalam perusakan baliho di Pekanbaru.
"Jadi saat ini kader Demokrat sudah dipanggil, namun kata pak Wiranto juga ada kader PDIP yang terlibat, namun kapan itu kader PDIP dipanggil dan siapa yang akan dipanggil?," timpal Jansen.
Jansen juga seolah menyindir pihak kepolisian yang baru menetapkan satu tersangka dalam perusakan ratusan baliho Demokrat di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
"Atribut kita ratusan bahkan sampai ribuan yang dirusak, itupun baru ditetapkan satu tersangka dan yang menangkap juga satgas partai Demokrat, dan belum ada pengembangan penyidikan yang mengarah siapa yang menyuruh si tersangka itu. Siapa master mainnya atau kalau mengikuti kalimat nya pak Wiranto," ungkap Jansen.
Dengan kondisi tersebut, Jansen meminta keadilan, pasalnya mereka merasa dizolimi.
"Kami memberikan waktu kepada teman-teman penyidik 14 hari untuk mengembangkan proses penyidikankannya, karena kami sadar betul pihak insitusi kepolisian dan ini bukan alat pemuas, dan kami juga tidak ingin dipuaskan," tegas Jansen.
Untuk itu penyidikan
Baca: VIDEO: Atlet Taekwondo Riau Al Amin Raih Perunggu Kejurnas Junior 2018
nya harus kredibel proporsional dan terbuka dalam menangani kasus tersebut. Karena rusaknya baliho di Jalan Sudirman Pekanbaru, pelakunya bukan satu orang atau bukan tunggal, dan pasti ada yang menyuruh.
"Kalau kita ingin mencari motifnya segera periksa yang menyuruh itu, segera periksa yang memberikan uang itu, karena motif itu ada di sana," ungkap Jansen.
Baliho Partai Demokrat kata Jansen lagi, dirusak di jalan protokol dan dilewati presiden RI ke-7 Jokowi dan presiden ke-6 SBY.
"Dari kebiasaanya jika sebuah kepala negara melewati sebuah jalan biasanya itu steril. Namun dengan mudah saja 30 sampai 35 orang berkeliaran melakukan tindak kejahatan merusak baliho tapi tidak bisa ditangkap oleh pihak keamanan yang berjaga malam itu," jekas Jansen. (*)