Berita Riau
CABOR Menembak Tak Masuk Porprov ke-X Riau 2021, Ini Harapan Pengurus Perbakin, Ada Penembak Cantik
Cabor menembak tak masuk daftar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-X Riau 2021, ini harapan Pengurus Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin)
Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: Nolpitos Hendri
Kemudian Salsabila juga meraih perak di tim atau beregu bersama adiknya Aisyah dan Tiara.
Salsabila siswa kelas 11 SMAN 16 Pekanbaru dan Aisyah siswa kelas 7 SMPN 20 Pekanbaru itu mulai mengenal olahraga menembak dari ayahnya Kompol Yuliusman SH.
"Kami sering lihat ayah dan kakak (Puti Mardhatila) latihan menembak di rumah dan sejak itulah kami mulai suka olahraga menembak," ujar kedua remaja dari pasangan Yuliusman dan Marlina itu.
Sejak itu Salsabila yang lahir di Sukabumi 27 Mei 2002 lalu dan Aisyah lahir di Pekanbaru 19 September 2005 lalu terus rutin melihat ayah dan kakaknya latihan.
"Hari-hari kami hanya dihabiskan lihat ayah dan kakak latihan saja," ucap Salsabila yang diaminkan adiknya.
Acap kali melihat, akhirnya Salsabila mulai latihan menembak kelas 1 atau 7 SMP dan Aisyah mulaih latihan menembak kelas 5 SD.
Melihat kemampuan kedua anaknya cukup bagus, akhirnya tahun 2017 Kompol Yuliusman yang saat ini menjabat Kabag Ops di Polres Bengkalis membawa kedua putrinya mengikuti Kejuaraan Awang Faroek di Kalimantan Timur.
Hasilnya cukup membanggakan, Salsabila raih perak di perorangan dan perunggu di tim atau beregu bersama adiknya Aisyah dan Tiara.
Kemudian ditahun yang sama Salsabila dan Aisyah turun di Surabaya.
"Di Surabaya saya dan Aisyah raih medali emas di tim atau beregu. Sedangkan diperorangan saya raih perak," ungkap Salsabila.
Selanjutnya di Kejurnas menembak antar Pengprov 2018, Salsabila berhasil memecahkan rekor nasional dan raih medali emas.
"Untuk tim saya hanya raih perak bersama Aisyah dan Tiara," papar Salsabila.
Sementara itu Aisyah selama mengikuti kejuaraan hanya berhasil meraih medali di tim atau beregu.
"Untuk nomor perorangan saya belum raih medali dan saya akan latihan lebih giat lagi agar bisa raih medali emas di perorangan," ujar Aisyah.
Agar prestasi tidak menurun dan terus meningkat Aisyah jalani latihan setiap hari.
"Saya latihan setiap hari setelah pulang sekolah dan dilatih oleh ayah di rumah;" ucap Aisyah.
Sedangkan Salsabila latihan hanya bisa hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Lalu tanggal merah, karena jarak sekolah dan rumahnya terlalu jauh.
"Saya latihan setelah pulang sekolah dan itu hanya bisa Jumat, Sabtu, Minggu dan tanggal merah," ungkap Salsabila.
Ayah Salsabila dan Aisyah, Kompol Yuliusman SH juga seorang atlet menembak sejak 1984 dan saat ini Ia hanya fokus melatih anak-anaknya.
"Saya memang mengarahkan anak saya jadi atlet menembak, karena saya ingin anak saya melakukan kegiatan yang positif dan hari-harinya dihabiskan untuk latihan saja," ujar Yuliusman.
Yuliusman juga sangat yakin anak-anaknya akan berhasil ditingkat nasional sampai internasional kalau latihan kontinue atau rutin.
"Jadi kalau anak-anak saya latihan kontinue dan rutin saya yakin anak saya bisa tampil di PON bahkan sampai tingkat internasional," ucapnya.
Agar atlet Riau lainnya bisa berprestasi itu menurut Yuliusman sarana dan prasarana harus sangat mendukung apalagi biayanya mahal untuk beli peluru.
"Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Perbakin Riau dan juga KONI Riau atas dukungannya selama ini," ungkap Yuliusman. (*)
