Pekanbaru
Narkoba Miliaran Rupiah Dibungkus Mirip Sampah, Modus Kurir Sabu Gunakan Taksi Online di Pekanbaru
Dua orang kurir narkotika jenis sabu, tak berkutik saat ditangkap oleh Tim Opsnal Polsek Senapelan, Polresta Pekanbaru.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
RN diketahui berasal dari jaringan narkoba yang berbeda dengan kurir yang diringkus Polsek Senapelan, berinisial S dan BYS.
Dalam penangkapan terhadap RN tersebut, polisi menyita barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 12 bungkus, yang ditaksir memiliki berat 12 kg lebih.
Barang haram tersebut didapatkan saat petugas melakukan penggeledahan seisi kamar hotel. Sabu itu disembunyikan di dalam sebuah travel bag warna abu-abu.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto menjelaskan, pengungkapan ini bermula dari informasi masyarakat. Tentang akan adanya transaksi sabu dalam jumlah besar.
Tim pun melakukan penyelidikan, satu minggu hingga 10 hari sebelum akhirnya sukses melakukan pengungkapan narkoba ini.
Katanya, tersangka RN diketahui menjemput narkotika tersebut dari seseorang yang tak dikenalinya di Kota Dumai.
"Yang bersangkutan ini datang dari Jakarta, tiba di Pekanbaru kemudian lanjut ke Dumai. Dia sudah seminggu di Dumai, kemudian balik ke Pekanbaru," ungkapnya saat ekspos kasus, Senin (22/7/2019).
Lanjut Susanto, tersangka RN perannya sebagai kurir. Pengakuannya, dia mendapatkan upah Rp10 juta per kilogramnya.
"Dari Pekanbaru, barang ini rencana mau dibawa ke Sumatera Barat dengan travel. Diturunkan sebagian di sana, kemudian tersangka akan lanjut menuju ke Jakarta," bebernya.
Disebutkan Kapolresta lagi, tersangka RN sudah kali kedua bertugas membawa sabu. Pertama, dia berhasil sampai ke daerah tujuan, dengan membawa 3 kg sabu.
Susanto memaparkan, keberhasilan pihaknya dalam menegah peredaran barang bukti narkoba ini, diklaim bisa menyelamatkan sekitar 74 ribu generasi muda.
Baca: Nenek Bandar Narkoba Licin yang Jadi TO Polres Pelalawan Riau, Sediakan Tempat Nyabu di Rumahnya
Sementara untuk sabu 12 kg ini, jika diestimasikan secara rupiah, nilai ekonomisnya mencapai hampir 15 miliar.
Kalau harga perkilogramnya 1,2 miliar.
"Saat ini masih kita kembangkan kasusnya untuk jaringan yang lain. Siapa pengendalinya. Apakah di Dumai, di Pekanbaru, di Sumbar atau di Jakarta," ungkapnya.
Dia menambahkan, setelah pengungkapan ini, bandar narkoba diperkirakan akan mengganti atau memperbarui modus penyelundupannya.
Karena sudah sering kali, upaya penyelundupan ini gagal dan sukses diungkap polisi.
"Kalau barang yang ini diduga dari Malaysia. Karena sudah beberapa kali kita tangkap, kemasannya sama. Mungkin ke depan bisa jadi packaging-nya dirubah," tandasnya. (Tribunpekanbaru. com/Rizky Armanda)
