Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

TAGIHAN Berobat Peserta BPJS Kesehatan di Riau Capai Rp 6.5 Triliun, Alami Defisit Rp 2.4 Triliun

Tagihan berobat peserta BPJS Kesehatan Sumbagteng Jambi di Riau capai Rp 6.5 triliun, atas kondisi ini BPJS Kesehatan alami Defisit sebesar Rp 2.4 T

Penulis: Rino Syahril | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
TAGIHAN Berobat Peserta BPJS Kesehatan di Riau Capai Rp 6.5 Triliun, Alami Defisit Rp 2.4 Triliun 

TAGIHAN Berobat Peserta BPJS Kesehatan di Riau Capai Rp 6.5 Triliun, Alami Defisit Rp 2.4 Triliun

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tagihan berobat peserta BPJS Kesehatan Sumbagteng Jambi di Riau capai Rp 6.5 triliun, atas kondisi ini BPJS Kesehatan alami Defisit sebesar Rp 2.4 triliun.

Kondisi ini terjadi karena besarnya tagihan berobat peserta BPJS Kesehatan di Riau daripada iuran yang dibayarkan peserta BPJS Kesehatan di Riau.

Baca: POLISI Telusuri 31 Rekening Tabungan Milik Bandar Narkoba Asal Riau Satriandi, Dalami Dugaan TPPU

Baca: Lima Anggota PASKIBRA Pelalawan Riau Tumbang Diduga Kelelahan dan Sesak Nafas, Ini Penjelasan DOKTER

Baca: KEKURANGAN GURU dan Tenaga Kesehatan BKPP Kuansing Riau Sebut Jadwal SELEKSI CPNS 2019 Bulan Oktober

Baca: DAFTAR PERUSAHAAN Penyedia LOWONGAN KERJA Pekanbaru Job Expo Disnaker Hadirkan Aplikasi Info Kerja

Bahkan ada peserta yang menunggak iuran BPJS Kesehatan, jumlahnya mencapai Rp 69.8 miliar, terdiri dari peserta BPJS Kesehatan golongan PBPU dan PPU.

Periode 2014 sampai Juni 2019 BPJS Kesehatan Sumbagteng Jambi mencatat untuk Riau mengalami Defisit sekitar Rp 2,4 T.

"Hingga Per Juni 2019 iuran yang terkumpul untuk Riau sebesar Rp 4.1 Triliun lebih. Sedangkan biaya yang kita keluarkan mencapai Rp 6.5 Triliun," ujar Humas BPJS Kesehatan Sumbagteng Jambi Anung kepada Tribun, Rabu (31/7).

Tentunya, tambah Anung, ada defisit atau selisih sekitar Rp 2,4 Triliun.

"Defisit itu kita alami karena iuran BPJS Kesehatan yang diterima tidak sebanding dengan biaya kesehatan yang diberikan. Kemudian masih banyak peserta yang nunggak iuran," ucap Anung.

TAGIHAN Berobat Peserta BPJS Kesehatan di Riau Capai Rp 6.5 Triliun, Alami Defisit Rp 2.4 Triliun
TAGIHAN Berobat Peserta BPJS Kesehatan di Riau Capai Rp 6.5 Triliun, Alami Defisit Rp 2.4 Triliun (Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri)

Sedangkan penyebab lainnya BPJS mengalami defisit, pertama masalah perhitungan premi Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang kurang.

Baca: RUMAH Wartawan Serambi Indonesia Dibakar OTK, AJI Pekanbaru dan PWI Riau Desak Polisi USUT TUNTAS

Baca: JARAK PANDANG di Pelalawan Riau Hanya 3 Kilometer, Kabut Asap Melanda Pelalawan, Warga Pakai Masker

Baca: HARGA TBS Kelapa Sawit di Riau Pekan Ini, Naik untuk Semua Kelompok Umur, Daftar Harga TBS Pekan Ini

Sebagai contoh, misalnya premi yang harus dibayar Rp 36 ribu. 

Menurut perhitungan aktuaria, maka PBI hanya membayar Rp 19 ribu.

Kemudian secara bertahap naik menjadi Rp 23.500.

Kalau yang mandiri kelas 1 Rp 80 ribu sesuai.

Untuk kelas 2 sekarang Rp 50 ribu, itu harusnya Rp 63 ribu idealnya.

Lalu untuk kelas 3 ditetapkan Rp 25.500, idealnya itu Rp 36 ribu.

“Dari situ sebenarnya sudah dapat dilihat berapa jumlah yang harus dibayarkan untuk satu orang, begitu juga untuk peserta PBPU dengan iuran 25.500 per jiwa perr bulan," ungkap Anung.

Selanjutnya, karena kelompok mandiri terlambat bayar, lupa membayar, hingga sengaja tidak membayar.

Baca: WOW! 826 Warga Riau Alami ISPA, Diskes Kabupaten dan Kota Diminta Distribusikan Masker ke Sekolah

Baca: Pajero Sport TABRAK PIPA Minyak CPI di Riau, Mobil Terbalik dan TERBAKAR Satu Orang Tewas Terbakar

Baca: WAKIL Rakyat Sebut Kasus Pelecehan pada Anak Tertinggi Kepulauan Meranti, Pertanyakan Status KLA

“Jika semua membayar tetap saja masih defisit, ditambah ada yang tidak membayar jadi makin defisit,” ungkap Anung.

Saat ini saja jelas Anung, tunggakan peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Riau sebesar Rp 5,8 miliar lebih.

"Kemudian peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) tunggakannya mencapai Rp 64 miliar lebih," ujar Anung.

Oleh karena itu kata Anung lagi, pihaknya berharap agar masyarakat lebih rutin membayar iuran, jangan sampai terlambat dan paling lambat iuran dibayar tanggal 10 setiap bulannya.

1,5 Juta atau 25,31 PENDUDUK Riau Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Sebanyak 1,5 juta jiwa atau 25,31 persen penduduk Riau belum jadi peserta BPJS Kesehatan, namun sudah terdaftar sebanyak 4,5 juta jiwa atau 74,69 persen.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus berupaya untuk mencapai target Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan semesta kepesertaan di Riau.

Baca: DAFTAR PERUSAHAAN Penyedia LOWONGAN KERJA Pekanbaru Job Expo Disnaker Hadirkan Aplikasi Info Kerja

Baca: JARAK PANDANG di Pelalawan Riau Hanya 3 Kilometer, Kabut Asap Melanda Pelalawan, Warga Pakai Masker

Baca: WOW! 826 Warga Riau Alami ISPA, Diskes Kabupaten dan Kota Diminta Distribusikan Masker ke Sekolah

Baca: Pajero Sport TABRAK PIPA Minyak CPI di Riau, Mobil Terbalik dan TERBAKAR Satu Orang Tewas Terbakar

Baca: WAKIL Rakyat Sebut Kasus Pelecehan pada Anak Tertinggi Kepulauan Meranti, Pertanyakan Status KLA

Saat ini jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS) di Riau sudah mencapai 74,69 persen.

Sedangkan secara nasional per 1 Juli 2019 jumlah peserta mencapai 222,5 juta atau 83,4 persen.

Dijelaskan Humas BPJS Sumbagteng Jambi, Anung kepada Tribun, Selasa (30/7) saat ini peserta BPJS Kesehatan sudah mencapai 4,5 juta lebih peserta periode Mei 2019 dari 6 juta penduduk semester 2 tahun 2018 di Riau atau sekitar 74,69 persen.

"Jadi ada sekitar 25,31 persen atau 1,5 juta lebih yang belum terdaftar," ujar Anung.

Sebanyak 4,5 juta lebih peserta itu tambah Anung berasal dari 12 Kabupaten/Kota di Riau.

1.5 Juta PENDUDUK Riau Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan, Terdaftar 4.5 Juta Jiwa atau 74.69 Persen
1.5 Juta PENDUDUK Riau Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan, Terdaftar 4.5 Juta Jiwa atau 74.69 Persen (grid.id)

"Dari 12 Kabupaten/Kota itu baru Kepulauan Meranti yang sudah UHC dengan jumlah peserta 204.888 jiwa atau sekitar 98,33 persen dari 205.871 jiwa di Kepulauan Meranti," ucap Anung.

Untuk Pekanbaru jumlah peserta 903.973 peserta atau sekitar 88,78 persen, Kampar sebanyak 605.631 peserta atau sekitar 90,95 persen.

Baca: KPK Ingatkan Gubernur Riau Syamsuar Soal Mutasi, Jangan Ada JUAL BELI Jabatan dan Like and Dislike

Baca: KABUT ASAP Landa Pekanbaru Riau, Diskes Imbau Masyarakat Kenakan Masker N95, Status ISPU Sedang

Baca: PACU JALUR di Kuansing Riau, Hadiah Kerbau dan Sapi di Pacu Jalur Rayon IV, 40 Jalur sudah Mendaftar

"Kemudian Pelalawan sebanyak 279.194 peserta atau sekitar 75,65 persen dan Rokan Hulu sebanyak 
292.650 peserta atau sekitar 52,62 persen," ungkap Anung.

Selanjutnya Dumai sebanyak 257.705 peserta atau sekitar 89,25 persen, Bengkalis 416.814 peserta atau 76.60 persen, Rokan Hilir 361.200 peserta atau sekitar 56,55 persen, Siak Sri Indrapura 279.962 peserta atau sekitar 66,18 persen.

Baca: FDJ Rere Monique Asal Indonesia Digerebek Imigrasi Malaysia di Club Malam, Netizen Bilang Ditangkap

Baca: BONITA dan ATAN BINTANG Kembali ke Riau, Sepasang Harimau Sumatera Dilepasliarkan dan Dilengkapi GPS

Baca: UDARA PAGI di Pekanbaru Disertai Bau Asap SATELIT Memantau 60 Hotspot Karhutla di Riau Terus Terjadi

"Kemudian Indragiri Hilir jumlah pesertanya 464.242 peserta atau sekitar 74,60 persen, Indragiri Hulu sebanyak 337.702 peserta atau sekitar 78,94 persen dan Kuansing sebanyak 232.713 peserta atau 70,31 persen," papar Anung.

Oleh karena itu Anung berharap bagi masyarakat yang belum mendaftar menjadi peserta JKN-KIS segera daftar dan kunjungi kantor BPJS Kesehatan terdekat.

1,5 Juta atau 25,31 PENDUDUK Riau Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan, Terdaftar 4,5 Juta Jiwa atau 74,69 Persen. (Tribunpekanbaru.com/Rino Syahril)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved