Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Benarkah Akan Ada Gempa 9.0 SR Pasca Gempa di Banten? Begini Penjelasan BMKG

Setelah gempa yang menggoyang Banten dan terasa hingga sebagian Pulau Jawa, muncul kabar yang tak dapat dipertanggungjawabkan

Editor: Muhammad Ridho
Twitter
Info BMKG 

Benarkah Akan Ada Gempa 9.0 SR Pasca Gempa di Banten? Begini Penjelasan BMKG

TRIBUNPEKANBARU.COM - Gempa mengguncang wilayah Banten, Jumat (2/8/2019) malam kemarin.

Gempa dengan kekuatan 6,9 sempat berpotensi tsunami, tapi peringatan dini itu dicabut dua jam kemudian.

Setelah gempa yang menggoyang Banten dan terasa hingga sebagian Pulau Jawa, muncul kabar yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pesan tersebut viral di media sosial.

Baca: Bikin Geram, Pria Ini Curi Uang Donasi Pengobatan Anaknya Rp 2,2 Miliar untuk Sewa PSK & Narkoba

Baca: Nikmatnya Nasi Dilumuri Saus, Olahan Telur Ikan ala Jepang di Egglicious.id Pekanbaru

Baca: Komposisi Timnas U18 Indonesia vs Filipina, Piala AFF U18 2019, Live Video Selasa (6/8) 15.30 WIB

Rumah yang sebagian ambruk karena gempa di Pandeglang, Banten
Rumah yang sebagian ambruk karena gempa di Pandeglang, Banten (Istimewa)

Dalam pesan itu dikatakan akan ada gempa berkekuatan 9,0 pasca terjadinya gempa 6,9 di Banten.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menyatakan, kabar tersebut tidak benar alias hoax.

Sebab hingga kini, gempa bumi belum dapat diprediksi oleh siapa pun, termasuk kapan kejadiannya, di mana lokasinya, hingga berapa kekuatannya.

Demikian dikatakan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (3/8/2019).

Rahmat menjelaskan, gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa.

Sebelum terjadi deformasi, ada tegangan (stress) yang terakumulasi di zona tersebut.

"Pengaruh penjalaran stres untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui," kata Rahmat.

Teori yang berkembang saat ini, lanjut Rahmat, baru bisa menjelaskan, sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks alias gempa bumi susulan.

Namun, masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya.

Misalnya dalam beberapa kasus seperti gempa bumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempa bumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved