Berita Riau
PUNCAK Gerhana Matahari Cincin di Riau saat Azan Zuhur Berkumandang, Nissa Sabyan Hibur Pengunjung
Puncak Gerhana Matahari Cincin di Riau diprediksi akan tiba saat Azan Zuhur berkumandang, Nissa Sabyan hibur pengunjung Festival GMC 2019 di Siak
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Pukul 12.18 WIB digelar salat zuhur berjemaah.
Pukul 12.30 WIB pencatatan MURI atas kacamata gerhana terbesar
Pukul 12.45 WIB makan siang
Pukul 13.30 WIB pengumuman dan penyerahan hadiah pemenang lomba
Pukul 14.00 WIB hiburan religi oleh Sabyan Gambus.
ADA Kaca Mata Gerhana Terbesar di Siak
GMC atau Gerhana Matahari Cincin di Riau, Pemkab Siak akan hadirkan kaca mata gerhana terbesar, bagi warga yang ingin melihat GMC jangan lihat dengan mata telanjang, gunakanlah kaca mata.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mewanti-wanti kepada masyarakat Siak agar tidak melihat Gerhana Matahari Cincin (GMC) dengan mata telanjang.
Hal tersebut menjadi poin penting dalam mengamati GMC yakni keamanan mata.
'Jangan melihat ke arah matahari dengan mata telanjang secara langsung baik saat gerhana maupun tidak," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan, Ir. Jasyanto, MM kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (25/12/2019).
Ia menerangkan, intensitas cahaya matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
"Jangan karena kita bergembira lalu mengabaikan hal ini. Nah, kita semua harus sama-sama belajar termasuk pada poin ini," kata dia.
Beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana matahari dengan aman antara lain : Kamera pinhole (kamera lubang jarum), kacamata matahari, binocular atau teleskop dan kamera DSLR dengan filter khusus matahari.
Selain itu, pihaknya akan menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut fenomena GMC 2019 pada Kamis (26/12/2019) besok.
Lapan akan memusatkan kegiatannya di Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau dan Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
"Banyak kegiatan yang akan kita gelar dalam rangka mengajak masyarakat untuk belajar sains pada fenomena GMC 2019 ini," ujarnya.
Ia menerangkan, kegiatan yang akan dilakukan antara lain pengamatan GMC dan edukasi keantariksaan.
Untuk melakukan pengamatan, Lapan akan berkolaborasi dengan astronom, ilmuwan di bidang keantariksaan dan komunitas astronomi (dalam dan luar negeri). Pengamatan ini untuk melihat pengaruh fenomena GMC ke bumi.
Sedangkan untuk kegiatan edukasi keantariksaan, Lapan akan menghadirkan mini planetarium, talkshow seputar fenomena gerhana matahari cincin, pameran hasil Litbang Lapan, pemutaran film sains dan sosialisasi ke beberapa sekolah dan perguruan tinggi.
"Kami juga berkolaborasi dengan Ristekdikti untuk menghadirkan workshop teropong lubang jarum untuk 100 peserta serta pameran fotografi gerhana matahari dan camera obscura," kata dia.
GMC akan melintasi wilayah Indonesia pada 26 Desember 2019 dan Kabupaten Siak, Riau menjadi lokasi yang paling ideal untuk menyaksikan fenomena alam tesebut.
GMC ini dipredikasi akan dimulai pukul 12.15 WIB, memasuki fase puncak pada pukul 12.17 WIB, dan berakhir pada pukul 12.19 WIB.
Sementara itu, untuk Kota Singkawang, Kalimantan Barat Gerhana matahari cincin akan bisa terlihat sebagian sekitar pukul 10.43 WIB.
Sedangkan puncak GMC terjadi pada pukul 12.42 WB dan berakhir pada pukul 14.31 WIB.
Menurut dia, untuk menyukeskan kegiatan ini Lapan telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Siak dan Pemerintah Kota Singkawang dengandiselenggarakannya berbagai kegiatan lainnya seperti pertunjukan musik, bazar, kuliner, tablik akbar, salat gerhana berjemaah dan pengamatan GMC serta pemecahan rekor MURI untuk kaca mata gerhana terbesar yang akan berlangsung di Kampung Bunsur, Kabupaten Siak.
GMC terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi.
Hal inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
"Masyarakat Indonesia juga bisa mengamati momen gerhana matahari cincin yang berbentuk lingkaran menyerupai cincin itu di wilayah-wilayah tertentu," kata dia.
Misalnya, lanjutnya, di Padang Sidempuan, Sibolga, Kabupaten Siak, Kepulauan Riau, Kalimantan utara dan Kalimantan Timur.
Lebih lanjut ia menerangkan, untuk Gerhana Matahari sebagian bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia, tergantung lokasi pengamatan misalnya di daerah Sumatera Selatan mencapai 80 persen sedangkan di Pulau Jawa mencapai 70-80 persen.
Sementara itu wilayah lain di Indonesia dapat melihat gerhana sebagian dengan porsi tertutupnya Matahari hingga paling sedikit 20 persen di wilayah selatan Papua.
Misalnya untuk di Bandung, bulan menutupi 70 persen permukaan matahari dan di Jakarta gerhananya mencapai sekitar 72 persen.
"Semakin mendekati jalur pusat gerhana, porsi tertutupnya matahari semakin besar," sambungnya.
GERHANA Matahari Cincin di Riau
GMC atau Gerhana Matahari Cincin di Riau akan terjadi di Siak, warga diajak oleh Kemenag Siak gelar sholat sunat, ini niat dan bacaan Sholat Gerhana.
Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Siak menghimbau masyarakat untuk melakukan salat gerhana matahari (kusuf al syams) pada detik-detik gerhana matahari cincin (GMC) pada Kamis (26/12/2019).
Himbauan tersebut sudah disampaikannya secara tertulis kepada pengurus mesjid/musala se Siak, sejak 3 hari sebelum GMC.
"Gerhana Matahari Cincin ini diprediksi berlangsung pukul 13.30 WIB -14.00 WIB. Pada waktu itu kita menghimbau agar masyarakat melaksanakan salat gerhana matahari secara berjemaah," kata Kepala Kemenag Siak Muharom, Rabu (25/12/2019).
Himbauan tersebut juga menyasar kepada pimpinan Ormas Islam, pemuda dan remaja mesjid, pondok pesantren dan madrasah serta alim ulama dan masyarakat umum.
"Salat gerhana matahari ini tidak susah, namun berbeda dengan salat biasa," kata dia.
Dia menguraikan tata cara salat gerhana tersebut. Awalnya memasang niat baik dalam hati maupun dilafazkan.
Jika dilafazkan bacaan niatnya adalah "aku niat salat sunnah gerhana matahari dua rakaat menjadi (imam/mamum) karena Allah Taala".
Setelah itu langsung takbiratul ihram seperti salat biasa.
Setelah itu membaca doa iftitah dan bertaawudz, surat Alfatihah dan ayat/surat dengan dikeraskan suaranya.
Kemudian rukuk sambil memanjangkannya dan bangkit dari rukuk atau itidal.
Setelah itidal, ternyata tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Alfatihah dan ayat/surat.
"Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama tadi," kata dia.
Setelah itu kembali rukuk atau rukuk kedua durasinya lebih pendek dari rukuk sebelumnya.
Setelah itu itidal lagi dan sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk dilanjutkan duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama.
Hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya dan terakhir salam.
Setelah salam, imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta memperbanyak amal saleh, bersedekah, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Untuk di kecamatan Siak salat gerhana dilaksanakan di mesjid Agung Sultan Syarif Hasyim, Islamic Center.
Bertepatan juga diadakan Festival Gerhana Matahari Cincin di Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit yang ditetapkan sebagai lokasi terbaik pengamatan peristiwa tersebut di Indonesia.
Bacaan Niat Sholat Sunnah Gerhana Matahari
Gerhana matahari cincin (GMC) alias annular solar eclipse akan terjadi di Indonesia pada 26 Desember 2019.
Fenomena Gerhana matahari cincin ini akan melintasi 7 provinsi di Indonesia, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi.
Dalam islam mengajarkan bahwa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan adalah peristiwa astronomi yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.
Hal ini tidak berkaitan dengan nasib buruk seseorang saat Gerhana matahari ataupun Gerhana bulan.
Oleh karena ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk mendirikan sholat sunnah Gerhana.
Dikutip dari bimasislam.kemenag.go.id berikut beberapa tuntunan dan tata cara sholat gerhana sebagai berikut :
Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Bulan
a. Berniat di dalam hati. Adapun jika dilafazkan:
Niat Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likhusuufil qomari rok 'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat (Imam/ma'mum) karena Allah ta'ala"
Niat Shalat Gerhana Matahari (Kusuf)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat (imam/ma`mum) karena Allah ta'ala "
b. Takbiratul ihram yaitu bertalkbir setelah niat sebagaimana shalat biasa;
c. Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat/surat dengan jahr (dikeraskan suaranya) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: "Nabi SAW. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana."(HR Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);
d. Kemudian ruku' sambil memanjangkannya;
e. Kemudian bangkit dari ruku' (l'udal);
f. Setelah I'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan ayat/surat. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
g. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku'sebelumnya;
h. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku' lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
k salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta memperbanyak amal shaleh, bersedekah, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Tuntunan Shalat Gerhana
Shalat Gerhana merupakan shalat sunnah Muakkad sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW :
Dari Mughirah bin Syu'bah, ia berkata, "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW (yaitu) pada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang berkata, Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatrya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya matahari dan bulan Itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah. (Shahih Al-Bukhari, 1:228 No.1043).
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain:
1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari klamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka.
Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesal shalat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis" (HR.Muttafaq 'alaih).
3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i). Tidak ada azan dan Igamah dalam pelaksanaan shalat gerhana. Karena adzan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.
4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, balk shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam shalat gerhana (HR. Muttafaq alaih).
5. Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323).
6, Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah SAW. (HR. Bukhari).
7. Disunahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (HR. Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.
8. Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau setelah selesai shalat naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa'l). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampailkan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat Jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunah khutbah selesai shalat, akan tetapi petunjuk hadits lebih menguatkan disunahkannya khutbah setelah shalat gerhana.
9. Dianjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur.
Tribunpekanbaru.com / Mayonal Putra - PUNCAK Gerhana Matahari Cincin di Riau saat Azan Zuhur Berkumandang, Nissa Sabyan Hibur Pengunjung
PUNCAK Gerhana Matahari Cincin di Riau saat Azan Zuhur Berkumandang, Nissa Sabyan Hibur Pengunjung
PUNCAK Gerhana Matahari Cincin di Riau saat Azan Zuhur Berkumandang, Nissa Sabyan Hibur Pengunjung
