Merawat Peradaban Sejarah Kerajaan Dharmasraya dengan Pariwisata
jika peradaban dunia diyakini bermula dari Daerah Aliran Sungai, maka Dharmasraya yang dibelah Sungai Batang Hari, menyimpan sejuta kisah masa lampau
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: M Iqbal
Di daerah Kerajaan Siguntur ini, terdapat peninggalan penting. Yakni Rumah Gadang Raja, Makam Para Raja dan Masjid Tuo Siguntur yang diperkirakan dibangun pada tahun 1443.
Ahli Waris Kerajaan Siguntur Tuan Acik Putri Marhasnida menjelaskan Kerajaan Siguntur berawal dari Kerajaan Melayupura Dharmasraya yang kekuasaanya dimulai sekitar abad 8 hingga 11. Kerajaan ini, lanjut Dia mencapai puncak kejayaan pada Abad 11 hingga 13 dengan menguasai seluruh Sumatera hingga ke Semenanjung Melaka di bawah kepemimpinan Raja Aditywarman bergelar Maharajadiraja
“Singkat cerita, pada abad 13, para keturunan Raja Aditywarman menyebar ke seluruh daerah kekuasaan dan mulai mendirikan kerajaan di sana. Disaat itu, muncul seorang Penyiar Agama Islam di sini bernama Muhammad Syafei dan memulai misi penyebaran ajaran Islam. Lalu, pada tahun 1443 Kerajaan Islam pertama muncul di Dharmasraya dengan nama Raja Sultan Muhammad Syah yang memimpin Kerajaan Siguntur,” kata Dia kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (27/12/2019).
Hasnida menjelaskan dirinya juga masih menyimpan beberapa peninggalan penting kerajaan, baik dari masa Hindu Budha maupun di masa Islam. Mulai dari stempel kerajaan, artefak, alat kesenian, pedang, keris hingga rencong Aceh yang terbuat dari Gading Gajah.
“Peninggalan itu kita simpan dengan baik di rumah. Hanya saja pengunjung belum bisa melihatnya. Belum saatnya untuk kami perlihatkan kepada masyarakat umum, ada momennya nanti,”kata Dia.
Selain benda, pihaknya juga melestarikan peninggalan berupa kesenian tradisional, seperti Tari Tongga dan Silek Songsong.
“Kita berharap dengan semakin dikenalnya Kerajaan Siguntur akan menambah referensi terhadap keberadaan Kerajaan-kerajaan di Nusantara. Dan lokasi ini juga bisa dikunjungi kapan saja dan siapa saja yang ingin berwisata sejarah,”sambungnya.
Perempuan yang berprofesi Guru ini juga menuturkan bahwa masih banyak peninggalan Kerajaan Dharmasraya yang belum tergarap maksimal. Seperti lokasi di Candi Pulau Sawah yang belum digali seutuhnya.
“Kita memperkirakan ada sekitar 30 hektare lahan yang belum digali di sepanjang aliran Sungai Batang Hari. Jika itu selesai, maka akan banyak peninggalan-peninggalan yang ditemukan yang tentunya juga akan sangat bermanfaat bagi bangsa ini. Oleh sebab itu, kita juga terus mendorong pemerintah agar segera membangun Museum di sini” tuntas Dia.
• Kisah Warga Miskin di Siak, Tempati Rumah Terpal dan Makan Malam dengan Ubi Rebus
• Bunga Rafflesia Jenis Tuan-mudae Terbesar Mekar di Agam Sumbar
Menakar Pariwisata Dharmasraya
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Sumatera Barat melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) bulan Oktober 2019 mencapai 5.276 orang. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 18,96 persen dibanding wisman September 2019 yang tercatat sebanyak 4.435 orang.
Bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2018, wisman bulan Oktober 2019 mengalami kenaikan sebesar 30,27 persen. Wisman bulan Oktober 2019 ini memberikan kontribusi sebesar 0,39 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia (Wisman Nasional 1.354.396 orang).
Berdasarkan catatan BPS tersebut, Malaysia menduduki peringkat pertama untuk asal kebangsaan para wisman yang berkunjung ke Sumatera Barat, yakni 4.271 orang pada Oktober 2019.
Potensi ini mesti dimaksimalkan Pemerintah Dharmasraya secepatnya. Mengingat, antara Malaysia dengan Sumatera memiliki keterikatan sejarah. Bagaimana kekuasaan Kerajaan Melayupura Dharmasraya dulunya mencapai Semenanjung Malaka.
Terkait hal ini, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Dharmasraya, Benny Mandala Putra mengaku pihaknya memang sedang fokus menggarap potensi pariwisata Dharmasraya, khususnya Wisata Sejarah dan Budaya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/candi-padang-roco.jpg)