Merawat Peradaban Sejarah Kerajaan Dharmasraya dengan Pariwisata
jika peradaban dunia diyakini bermula dari Daerah Aliran Sungai, maka Dharmasraya yang dibelah Sungai Batang Hari, menyimpan sejuta kisah masa lampau
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: M Iqbal
Dia menjelaskan saat ini pihaknya mensosialisasikan dengan total soal pengembangan destinasi wisata Dharmasraya.
“Karena masyarakat di sini rata-rata berprofesi sebaga petani sawit dan karet. Sehingga hasilnya tentu lebih banyak ketimbang menjadi insan pariwisata. Tapi kita tetap melakukan pendekatan-pendekatan melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang tersebar di 11 Kecamatan. Bahwa jika kedua aktivitas ini berjalan selaras tentu akan sangat menguntungkan bagi mereka,”kata Dia kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (27/12/2019).
• Balas Pendapat Menteri PUPR, Anies Baswedan Sebut Harus Ada Pengendalian Air dari Bogor
• INFO BEASISWA Pemprov Riau 2020, Beasiswa S2 untuk Dalam dan Luar Negeri, Ada Beasiswa Bidik Misi S1
Benny mengakui untuk membangun ekosistem pariwisata yang baik membutuhkan waktu yang cukup lama. Mulai membangun kesadaran masyarakat hingga pembangunan infrastruktur pendukung.
Meski begitu, pihaknya telah menyelenggarakan beberapa iven pariwisata, seperti tour de singkarak, lomba dayung sampan, lalu diikuti berbagai macam festival. Sementara untuk destinasi wisata, Dharmasraya memiliki Gunung Medan, arena paralayang dan arung jeram.
“Yang terbaru ialah Festival Pamalayu yang telah dimulai pada Agustus silam dan diluncurkan di Museum Nasional. Lalu diikuti berbagai event seperti Talkshow, Arung Pamalayu yang diikuti 100 perahu hias menyusuri Sungai Batang Hari dari Jembatan Kabel hingga ke Candi Pulau Sawah dan beraneka ragam perlombaan. Sementara untuk puncak acara akan dimulai pada 2 hingga 7 Januari di Candi Padang Roco. Pada acara ini akan dipamerkan sejumlah artefak-artefak kuno, penampilan kesenian tradisional dan pada malam puncaknya ada penampilan artis Ibukota,”kata Benny menjelaskan.
Dia mengatakan Festival Pamalayu ini akan menjadi titik awal pembangunan pariwisata Dharmasraya. Pasalnya, Festival Pamalayu telah ditetapkan sebagai agenda tahunan dan masuk ke kalender pariwisata Sumatera Barat.
Pegiat dan Pemerhati Budaya Dharmasraya, Bustanol mengapresiasi langkah pemerintah untuk menggiatkan potensi Pariwisata Dharmasraya. Menurut Dia, Dharmasraya memang memiliki keunggulan untuk wisata sejarah budaya.
“Dharmasraya merupakan Ibukota Kerajaan Melayupura dulunya. Tentu banyak sejarah yang menarik untuk digali dan diketahui oleh wisatawan. Lalu, keberadaan kerajaan-kerajaan yang masih eksis hingga sekarang di sini juga menarik untuk dikenalkan kepada masyarakat luas,”paparnya.
Kemudian, lanjut Bustanol, keberadaan Sungai Batang Hari juga semestinya bisa dimaksimalkan untuk mengadakan acara-acara pariwisata. Seperti menyusuri Sungai Batang Hari dengan Speed Boat lalu menyuguhkan ragam kuliner di sepanjang pesisir Sungai Batang Hari.
“Kurang lebih dikemas seperti yang ada di Sungai Musi di Palembang,”ucap Dia.
Pemuda yang aktif di berbagai organisasi dan menulis di beberapa media ini juga menekankan perlunya pembangunan sebuah Museum. Selain dapat menyimpan berbagai temuan arkeologis, keberadaan Museum menurutnya juga menarik kedatangan para wisatawan, khususnya para turis.
“Sehingga, Dharmasraya tidak hanya memanjakan mata para wisatawan tetapi juga memberikan pengetahuan baru bagi mereka,”pungkas Dia.
• Tak Mau Mengungsi Saat Banjir, Warga Lebak Ini Ditemukan Tewas
• TERBONGKAR Cara Licik Pegawai Pemprov Riau Tipu Wakil Gubernur, Berawal dari Disipilin Mantan Danrem
Pangsa Pasar Wisata Heritage
Salah satu organisasi dunia yang fokus pada bidang pelestarian peninggalan sejarah, The National Trust mendefinisikan Wisata Heritage atau pariwisata warisan sebagai suatu aktivitas perjalanan mengunjungi tempat sejarah peradaban yang secara otentik mewakili cerita orang-orang dari masa lalu dan masa kini yang mencakup segala aspek, seperti budaya, sejarah dan alam.
Berdasarkan berbagai penemuan dan literatur yang ada, maka sektor wisata heritage ini cocok untuk dikembangkan di Dharmasraya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/candi-padang-roco.jpg)