STORY
STORY-KISAH Nyata Satu Keluarga di Riau, Tinggal di Gubuk Berdiding Terpal, Baim Sering Tidak Makan
Story atau kisah nyata satu keluarga di Riau, tinggal di gubuk berdiding terpal yang berjarak 700 meter dari kantor bupati, Baim sering tidak makan
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Ia ambil nasi putih itu secukupnya lalu dicampurnya dengan kecap tersebut.
Baim tampak lahap menikmati makan siangnya Senin, pekan pertama awal tahun 2020.
"Alhamdulillah, enak kok Om. Tadi udah lapar kali," kata Baim polos.
Baim menghabiskan makanannya dalam beberapa menit.
Kemudian mencuci tangan lalu cendawa.
Ia bersyukur dapat makan sepulang sekolah.
Ia sadar mungkin kedua orangtuanya belum makan siang itu.
"Kami sudah biasa seperti ini Om. Apa pun kadang dimakan asalkan kenyang," kata dia lagi.
Dunia telah begitu maju di luar.
Baim dan keluarganya masih tinggal di rumah terpal di dalam kebun karet.
Namun anak laki-laki ini tampak penuh semangat.
"Untung aja ada kecap. Ini kecap sisa sedekah orang pada kami 2 minggu lalu. Kalau gak ada kecap pakai garam juga gak apa-apa," kata dia.
Menahan lapar di sekolah juga sudah tak asing bagi anak 9 tahun itu.
Sebab ia menyadari kedua orangtuanya tidak berkemampuan seperti orang tua teman-temannya.
"Saya iba melihat bapak mamak, nanti kalau minta uang jajan mereka gak ada uang," kata dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/story-kisah-nyata-satu-keluarga-di-riau-tinggal-di-gubuk-berdiding-terpal-baim-sering-tidak-makan.jpg)