Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

UPDATE! Setelah Turki, kini Saudi Deportasi Warga Uighur ke Cina

mata berkaca-kaca seorang mahasiswa Uighur menghadap kedutaan Cina di Riyadh. Paspornya telah melewati masa berlaku.

tribunpekanbaru/Theorizky
Sejumlah relawan dari Syam Organizer menggelar aksi solidaritas untuk umat muslim Uighur di Jalan Sudirman Pekanbaru, saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu (23/12/2018). Dalam aksinya, relawan yang menggunakan topeng sebagai simbol tertindasnya muslim Uighur di China itu mengajak masyarakat untuk ikut berdonasi dalam meringankan kehidupan para warga Uighur 

Sejak beberapa tahun terakhir kedua negara giat meningkatkan kemitraan dagang, antara lain lewat proyek Jalur Sutra Abad 21 atau One Belt One Road Initiative.

Pertautan itu mulai berkembang ketika negara barat menarik investasinya dari Arab Saudi menyusul pembunuhan terhadap jurnalis AS, Jamal Khashoggi, pada 2018 silam.

Putra mahkota yang dituding mendalangi kebiadaban tersebut dihujani kecaman oleh dunia internasional.

Insiden tersebut terjadi saat Saudi sedang bergulat menghadapi proyeksi muram ekonomi lantaran harga minyak yang terus menurun.

Dan Cina lihai membuka keran investasi untuk Riyadh, ketika perusahaan perusahaan raksasa seperti Tesla, Uber, Virgin dan beberapa bank besar layaknya JP Morgan, HSBC atau Standard Charterd, ramai-ramai membatalkan investasi di Arab Saudi.

Ketidakpastian di Turki

Nasib serupa sudah menghampiri minoritas Uighur yang mencari perlindungan di Turki.

Hingga beberapa tahun lalu PM Recep Tayyip Erdogan bersikap kritis terhadap kebjakan Cina di Xinjiang.

Dia bahkan menawarkan warga Uighur untuk membangun kampung halaman sendiri di Turki.

Hingga kini Turki masih menampung populasi Uighur terbesar di luar Cina.

Gas 3 Kg Langka, Warga Teluk Tuasan di Inhil Beralih Pakai Arang

Oknum KETUA KPU Jadi Tersangka PENCABULAN, Dilakukan di Toilet Hotel, Duh! Korbannya di Luar Dugaan

Alan Walker Full Album, Download MP3 Lagu Lily Hingga On My Way Alan Walker (Video)

Namun sejak negeri di dua benua itu dilanda krisis ekonomi, sikap Ankara terkait Uighur mulai berubah.

Dalam kunjungannya ke Beijing Juli 2019 silam, PM Erdogan menyatakan dukungannya terhadap tindak tanduk Cina di Xinjiang di hadapan media pemerintah, lapor Financial Times.

"Kami tahu Cina menekan Turki," kata Seyit Tumturk, Kepala Dewan Nasional Turkestan Timur, kepada harian asal Inggris itu. Turkestan adalah nama negara yang disiapkan warga Uighur jika merdeka.

Sejak tahun lalu sejumlah warga Uighur yang tidak mendapat perpanjangan paspor dari pemerintah Cina dideportasi oleh Turki, termasuk dua perempuan yang hingga kini tidak jelas keberadaannya.

Ancaman serupa kini menanti sekitar 2.500 warga Uighur yang tidak memiliki surat izin tinggal di Turki.

rzn/vlz (afp, ft, nyt, scmp)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Setelah Turki, kini Saudi Deportasi Warga Uighur ke Cina

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved