ANEH, di Kapal Malaysia Kelompok Abu Sayyaf Malah Menculik Nelayan Indonesia, Begini Kata Mahfud MD
Mengapa hanya nelayan Indonesia yang jadi korban penculikan. Padahal berada di atas kapal Malaysia
ANEH, di Kapal Malaysia Kelompok Abu Sayyaf Malah menculik Nelayan Indonesia, Begini Kata Mahfud MD
TRIBUNPEKANBARU.COM- Mencurigakan, mengapa hanya nelayan Indonesia saja yang menjadi korban kelompok Abu Sayyaf.
Padahal kapal yang diculik tersebut merupakan kapal asal Malaysia.
Nelayan asal Malaysia justru dipulangkan.
Kenyataan itu menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD.
• 5 Warga Indonesia Diculik Abu Sayyaf, Ada Anak Usia 11 Tahun Asal Sulawesi yang Juga Disandera
• Prabowo Terbang ke Filipina Bahas Penyanderaan Abu Sayyaf & Ucapkan Terimakasih ke Tentara Filipina
Ia mencurigai adanya unsur kesengajaan di balik penculikan warga negara Indonesia di wilayah Perairan Malaysia pada 16 Januari.
Sebab, setiap kali penculikan terjadi, tidak ada warga negara Malaysia yang ikut diculik di kapal yang mengangkut WNI tersebut.
Padahal, diketahui kapal-kapal yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf itu merupakan kapal Malaysia.
“Memang ada kecurigaan kita, ini setiap orang diculik itu selalu di kapal Malaysia. Dan orang Malaysia-nya dipulangkan, orang Indonesia-nya diculik,” kata Mahfud di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (30/1/2020).
Oleh karena itu, ia menyampaikan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi beberapa waktu lalu juga telah mengeluarkan pernyataan agar Malaysia bertanggung jawab atas hal ini.
• Kopral Romnick Estacio Gugur Saat Bebaskan 2 WNI Sanderaan Abu Sayyaf, PRABOWO Langung ke Filipina
• Menhan Prabowo Sampai Turun Tangan, Masih Ada 1 Lagi WNI yang Masih Disandera Abu Sayyaf
Hal itu juga disampaikan Mahfud ketika bertemu dengan Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu.
“Saya bilang, ‘Indonesia itu punya rasa tidak nyaman lho dengan pertahanan Malaysia. Kenapa? Setiap kali kami membebaskan orang yang diculik Abu Sayyaf itu selalu diculik lagi dan itu berada di perairan anda’,” ujar dia.
Mahfud menyampaikan, pada era Presiden pertama Soekarno, sebenarnya sudah dibangun kerja sama keamanan antara Indonesia-Malaysia-Filipina.
Menurut dia, kerja sama yang dilakukan ketiga negara seharusnya tidak berhenti pada patroli rutin semata.
