Panglima TNI dan Kapolri ke Riau
Panglima TNI dan Kapolri ke Pekanbaru, Hadi: Karhutla di Riau Akibat Ulah Manusia Sejak Tahun 2015
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam pidatonya di Balai Serindit, Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu sore, menyinggung soal Karhutla di Riau
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
Panglima TNI dan Kapolri ke Pekanbaru, Hadi: Karhutla di Riau Akibat Ulah Manusia Sejak Tahun 2015
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam pidatonya di Balai Serindit, Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu sore, menyinggung soal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Bumi Lancang Kuning, rata-rata akibat ulah manusia.
"Kalau kita lihat rata-rata terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau ini, mulai dari tahun 2015 sampai 2019 terakhir, akibat ulah manusia 90 persen. Dan 80 persen digunakan untuk lahan," tegasnya.
Untuk itu disebutkan Hadi, penegakan hukum, harus benar-benar ditegakkan.
"Karena sudah ketahuan yang bakar ternyata adalah manusia. Dengan media tikus yang ekornya ditali dengan api, kemudian dilepas. Bisa juga dengan obat nyamuk ditaruh di tempat, kemudian sisinya dikasih bensin. Sehingga kemungkinan kita bisa menangkap ulah manusia tersebut perlu waktu, kalau dalam militer perlu ambush," ungkapnya.
Dipaparkan Hadi, masyarakat juga bisa membantu, jika mengetahui adanya pelaku pembakar lahan.
Jika sudah ditangkap, bisa diserahkan ke kepolisian.
"Karena saya yakin, kepolisian juga akan menindak tegas, karena faktor manusia," jelasnya.
Lebih jauh kata Jenderal bintang empat pemegang tongkat komando tertinggi di institusi TNI itu, jika antisipasi Karhutla tidak segera dilakukan, maka potensinya sangat kuat bisa terjadi.
Beberapa upaya yang sudah disiapkan Provinsi Riau dalam langkah menghadapi Karhutla 2020, dia juga menyampaikan apresiasinya.
"Pertama, kita sudah memiliki posko terpadu, yang didalamnya memberikan informasi-informasi di lapangan. Bahkan titik api yang berpotensi terjadi kebakaran, bisa termonitor ke satelit. Dan panas dari gambut sudah lebih dari batas, maka terbaca di sana, potensi. Walau pun kemungkinan adalah sudah masuk di wilayah-wilayah yang dikatakan adalah hotpsot," urainya.
Berikutnya dilanjutkan Panglima, sudah ada penyebaran petugas-petugas ke wilayah rawan, untuk memonitor apabila gambut dengan panas tinggi, maka akan langsung memantau ke sana. Benar atau tidak terjadi kebakaran.
"Kalau tidak dilaporkan ke posko, masuk ke aplikasi. Informasi dari data satelit tadi, ternyata tidak terjadi kebakaran dan sudah dilakukan antisipasi dengan cara membasahi gambut-gambut tersebut," terangnya.
Selanjutnya dipaparkan Hadi, kanal-kanal yang saat ini rumputnya sudah banyak, perlu dinormalisasi. Embung-embung yang airnya berkurang, perlu dinormalisasi juga dengan melakukan hujan buatan.
Hadi menyatakan, dirinya sudah melaporkan kepada Presiden, Joko Widodo, perlu segera dikirim tim untuk hujan buatan di Provinsi Riau.
"Insya Allah minggu depan, tim sudah datang ke Riau untuk membikin hujan buatan. Untuk mengisi embung yang sudah kosong. Bahkan kalau kita sempat menormalisasi embung dan kanal, tentu ke depan akan mudah untuk membasahi gambut tersebut," ucapnya.
Hadi menuturkan, dengan adanya jaringan dan sinergi yang bagus, sampai ke daerah-daerah, maka setiap ada api, pasti langsung bisa dipadamkan.
"Bukan hanya TNI Polri saja yang berkewajiban memadamkan api. Tetapi seluruh lapisan masyarakat. Saya ucapkan terimakasih kepada bapak Gubernur, tokoh masyarakat, tokoh agama yang sangat mendukung dalam rangka kita menanggulangi terkait Karhutla," ulasnya.
Diterangkan Panglima, dirinya juga telah memerintahkan kepada Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Ronny Irianto Moningka, untuk jajarannya bisa melakukan patroli udara.
"Jika melihat ada titik api, langsung di-insert, wilayah mana, koordinatnya berapa. Segera laporkan ke posko. Sehingga satuan-satuan di lapangan, bisa segera melakukan tindakan. Oleh sebab itu, patroli rutin di udara, termasuk di darat perlu dilakukan," bebernya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat, apabila mengetahui ada asap sedikit saja, langsung laporkan.
Salah satunya bisa dengan menggunakan aplikasi berbasis Android, Lancang Kuning Monitoring besutan Polda Riau.
Maka dengan segera, langsung bisa dimonitor oleh petugas.
"Apabila ada masalah, langsung laporkan. Bisa langsung dikontak wilayah mana, itu langsung bisa dihubungi dan berkomunikasi. Apa masalahnya," jelasnya.
Hadi menambahkan, jika sudah bisa dilakukan pengelompokan permasalahan, terkait kemungkinan mana yang berpotensi terjadinya Karhutla, maka bisa lebih difokuskan penanganannya.
"Saya juga akan menyebar kekuatan yang membantu masyarakat, sekaligus mengawasi oknum yang akan melakukan pembakaran. Saya akan ambush di situ," tegasnya.
Dia yakin, dengan kerjasama yang baik dari seluruh pihak, maka bukan tidak mungkin Karhutla di 2020 bisa ditekan sampai nol persen.
"Tapi itu upaya yang kita lakukan. Walaupun nantinya tidak nol persen, paling tidak jangan sampai masyarakat di Provinsi Riau terganggu," pungkasnya.
Karhutla di Riau Panglima TNI dan Kapolri ke Pekanbaru - Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)