Akun Instagram Pangeran Abdul Mateen Riuh dengan Komentar Warganet,Aktivis Perempuan Angkat Bicara
Mulai komentar bentuk kekaguman hingga berbau vulgar menghiasi kolom komentar di akun Instagram pribadi Pangeran Mateen.
"Sebenarnya berkomentar itu tidak hanya karena prespektif saja, apalagi di medsos pribadi."
"Kadang kala hanya karena tertarik dan ikut-ikutan dengan komentar sebelumnya."
"Ataupun dampak fantasisme pada sosok seseorang, apalagi secara status sosial dia pangeran," tandasnya.
• Ayah Kandung Betrand Peto Kaget Lihat Perubahan Wajah Anaknya Saat Video Call, Anaknya Siapa Sih
• Pasien Covid-19 yang Sembuh Disebut bakal Kebal dengan Virus Corona, Betulkah? Begini Penjelasan WHO
• Link Download & Link Nonton Streaming Film Indonesia, Milea: Suara Hati Dilan (VIDEO)
Pendapat lain
Pendapat lain terkait kejadian tersebut diutarakan oleh pakar gender Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sri Kusumo Habsari.
Ia melihat komentar-komentar tersebut tidak mengarah kepada perilaku sexual harassment (pelecehan seksual).
Hal tersebut disebabkan tidak adanya unsur mengobyekkan seseorang.
"Sebab, sexual harrasment ada latar belakang misoginis, pandangan merendahkan dari laki-laki terhadap perempuan yang menganggap perempuan hanyalah objek seksual," katanya dikutip dari Kompas.com.
Sri melanjutkan, munculnya komentar-komentar tersebut berasal dari kekaguman warganet Indonesia kepada sosok Pangeran Mateen sebagai seorang artis atau public figure.
"Komentar lebih pada fan culture. Pangeran Mateen sebagai selebritis yang mengundang fantasi," sambung Sri.
Menurutnya, society of spectacle atau budaya masyarakat tontonan bisa ditujukan kepada siapa saja, seperti selebriti maupun idola yang mendapat sanjungan dari penggemarnya.
"Selain itu, tidak ada batasan usia bagi society of spectacle. Bisa anak-anak sampai lansia."
"Ekspresinya yang berbeda-beda, tergantung faktor dan itu sulit digeneralisasikan," jelas Sri.
Fan culture atau budaya penggemar, terutama dalam kasus Pangeran Mateen ini, kata Sri, tidak mengenal usia.
"Perempuan bersuami juga bisa berkomentar, namun biasanya mereka memiliki identitas virtual yang berbeda dengan faktualnya," jelas Sri.
Bahkan, mereka yang ikut berkomentar di kolom komentar foto Pangeran Mateen, bisa juga di atas usia 30 tahun, tetapi kehidupan faktualnya bisa sangat berbeda.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Warganet Indonesia Komentari Akun Instagram Pangeran Mateen, Pakar Jelaskan
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pangeran-mateen-kembali-jadi-perbincangan-ramai-di-media-sosial.jpg)