Persiapan PSBB Pekanbaru
Jelang Penerapan PSBB di Kota Pekanbaru, Pemilik Cafe Mulai Batasi Jam Operasional
Jelang penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pemilik kedai kopi dan Cafe di Pekanbaru sudah melakukan antisipasi.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ilham Yafiz
"Cuma yang dikhawatirkan bagaimana cara atau sistem pemberian bantuan itu, agar tidak salah sasaran dan tidak rusuh. Maklumlah kalau jatah gratis pasti ribut. RT dan RW pasti jadi sasaran amukan," ujar Muhammad Nur yang memiliki jumlah warga 165 KK tersebut.
Apalagi nantinya sampai ada warga tak kebagian, maka akan menimbulkan polemik.
Tidak hanya itu, pihaknya juga melihat data validasi yang diberikan pemko ke RT RW, masih ada nama yang sudah mati belasan tahun lalu, masih terdaftar di PKH.
Bahkan ada yang sudah mampu alias kaya.
"Pola penyerahannya juga harus jelas, jangan sampai menimbulkan kerumunan lagi ditengah PSBB, juga jangan sampai transfer ke rekening, akan menyusahkan masyarakat juga, ini yang belum jelas,"ujarnya.
Untuk secara global baru diberitahu ke tingkat RT dan RW soal pembatasan ini, nun untuk tekhnis pelaksanaan belum disampaikan sehingga pihaknya masih menunggu.
"Panduannya belum disosialisasikan walikota, kami masih menunggu arahan berikutnya dari pemerintah," jelas Nur.
Selain bantuan dari Pemko Rp300 ribu, warga juga akan menerima bantuan dari Pemprov Riau Rp300 ribu dan ditambah bantuan sembako.
Sementara itu ketua RT 02 RW 04 Kelurahan sukamaju Kecamatan Sail, Prima Ermad juga mengaku sampai saat ini tekhnis pelaksanaan PSBB ditingkat RT masih menunggu arahan.
"Kalau mengusulkan nama untuk penerima bantuan sudah diajukan, dari RT saya itu ada 5 orang diusulkan, baru sampai di sana," jelas Prima.
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )
