Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kaki Harimau Sumatera Nyaris Putus Terjerat di Teluk Meranti Riau, Begini Kondisinya Saat Ini

Kondisi Harimau Sumatera yang diberi nama Corina kini makin membaik. Harimau itu sebelumnya terjerat di lahan konsesi PT RAPP.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Rinal Maradjo
tribunpekanbaru.com
Harimau Sumatera Corina di lokasi penangkaran di Kabupaten Dharmasraya, Kamis (9/4/2020). Kondisi Harimau yang terjerat di HTI RAPP di Kawasan Teluk Meranti, Pelalawan, Riau itu kini semakin membaik. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - harimau sumatera betina bernama "Corina" yang dirawat di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD), Sumbar, menunjukkan kondisi kesehatan yang semakin baik.

Corina sendiri sebelumnya berhasil diselamatkan oleh tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau ( BBKSDA Riau ) dari konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT RAPP di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

harimau sumatera Corina terkena jerat dibagian kakinya dan mengalami luka parah hingga terancam diamputasi.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono menjelaskan bagaimana perkembangan penanganan harimau sumatera Corina.

Dia membeberkan, pada tanggal 31 Maret 2020 lalu, tim medis sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dengan aspek pemeriksaan fisik,

termasuk pembersihan beserta penanganan luka, pemeriksaan darah dan pemeriksaan parasit.

Harimau berumur lebih kurang 3 tahun dan memiliki berat 77,8 Kg itu, selain mengalami luka jerat di kaki depan kanan,

juga ditemukan beberapa luka kecil dibagian tubuh lainnya.

"Kondisi luka kaki depan kanan cukup dalam dan lebar dengan tendon yang masih utuh," jelas Suharyono kepada Tribunpekanbaru.com , Selasa (14/4/2020).

Lanjut dia, hasil USG negative terhadap kebuntingan, namun pembesaran puting menunjukkan bahwa diduga Harimau Sumatera sudah pernah melahirkan.

Kemudian, pada pemeriksaan darah diketahui terjadi penurunan kadar kalsium dalam fosfor pada harimau sumatera tersebut.

Hal ini mengindikasi bahwa satwa mengalami defisiensi nutrisi.

Lalu saat dilakukan pemeriksaan parasit, diketahui terdapat caplak dan parasit dalam lambung satwa tersebut.

"Berdasarkan diagnosa pemeriksaan kesehatan dan laboratorium, Harimau Corina mengalami Anemia Makrositik Normokromik (Non regenerasi) yaitu anemia atau kekurangan darah karena kurangnya asupan nutrisi dan deep laserasi atau luka yang dalam," urainya.

Dibeberkan Suharyono, untuk pemantauan kesehatan satwa Harimau Sumatera,

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved