Warganya Mati Kelaparan, Komentar Camatnya Buat Geram, Harus Masuk Daftar Penerima Bantuan Pula!
Kematian akibat kelaparan seharusnya tidak terjadi jika koordinasi yang baik antara jajaran pemerintahan, baik mulai dari tingkat RT
Dengan dana yang sangat terbatas, Yuli berusaha mencukupi kebutuhan mereka agar keluarganya tetap dapat makan.
Di tengah kondisinya yang serba kesulitan, Yuli masih peduli dengan kondisi di sekitarnya.
Ia menyadari banyak orang yang memiliki nasib serupa dengannya.
Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak menunjukkan kesulitannya kepada orang-orang di sekitarnya.
"Bukan kita saja, orang lain juga banyak," kata Yuli.
"Saya tidak mau orang tahu," tambahnya.
Yuli bercerita anak-anaknya hanya bisa menangis menahan rasa lapar ketika tidak ada makanan yang tersedia.
Anaknya yang masih berusia tujuh bulan bahkan jatuh sakit, dan harus dilarikan ke Puskesmas.
"Nangis saja, kebetulan sekarang lagi sakit, barusan kemarin ke puskesmas," kata Yuli.
Kemudian Yuli mulai menangis saat menceritakan dirinya kini telah mendapat banyak bantuan dari para dermawan.
Seusai kondisi kehidupan dirinya menjadi viral, kini ia telah banyak mendapat bantuan dari masyarakat.
Mulai dari beras, telur, mie instan, minyak goreng, hingga kecap.
"Alhamdulillah banyak yang membantu, saya sama keluarga sudah makan," kata Yuli.
Saat ditanyakan oleh presenter soal harapannya apa, ia ingin orang-orang yang memiliki nasib serupa dengannya mendapat bantuan.
"Masih banyak keluarga yang tidak punya, apalagi dalam keadaan begini (pandemi Covid-19)," tutur Yuli.
Yuli bercerita para dermawan juga memberikan uang tunai kepadanya untuk keperluan anak terakhirnya yang umurnya belum menginjak satu tahun.
Terakhir Yuli berharap apabila ada bantuan lagi, ia ingin bantuan dialokasikan untuk keperluan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan di bangku sekolah.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunNow.com dengan judul Yuli Meninggal seusai 2 Hari Tak Makan karena Dampak Corona, Camat Serang Buka Suara soal Bantuan.
