Kisah Inspiratif
KISAH Mahasiswa Asal Riau di Azerbaijan, Tak Bisa Pulang karena Lockdown hingga Rindu Sholat Tarawih
"Disini kita tarawih di rumah saja, karena belum pernah saya liat ada tarawih disini. Makanya rindu tarawih berjamaah di kampung," ujarnya.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
KISAH Pemuda Asal Riau Jadi Gharim Masjid di Yordania
Muhammad Rafli Kurniawan mahasiswa asal Riau, hanya bisa menjalani Ramadhan nya tahun ini di rumah karena wabah covid-19 di negara tempat tinggalnya sekarang Yordania.
Kesedihannya bertambah karena ditengah menghadapi wabah, ia jauh dari keluarganya di tanah air.
"Saya berpuasa di negara Yordania ini selama 15 jam , mulai pukul 4.15 - hingga 19.30 waktu Yordania, selama adanya lockdown di negara ini, kegiatan yang saya lakukan hanya dilakukan di rumah," ujar Rafli mulai bercerita dengan Tribunpekanbaru.com melalui seluler.
Mahasiswa jurusan Ushul fiqh Mu'tah university Yordania ini sekarang menjalankan aktivitasnya semua di rumah, mulai dari belajar, solat dan ibadah lain termasuk menghafal Alquran.
Biasanya bila tidak ada wabah covid-19 ini, ia sangat menikmati suasana Ramadhan di Yordania, karena disambut penuh suka cita masyarakat di sana dan selalu dijalani dengan penuh kebersamaan.
"Sangat sedih rasanya bagi saya tidak bisa balik ke kampung halaman di bulan yang suci ini dan saya sangat sedih juga ketika tak bisa berbuka puasa dan sahur bersama keluarga tercinta. Ini kali ke dua Ramadhan saya tidak menjalankannya di negara yang sangat saya cintai Indonesia," ujar Rafli.
Rafli merupakan satu dari beberapa mahasiswa Riau yang dipercaya masyarakat di Yordania untuk menjadi imam Masjid yang berada di daerah Al-Mazar,Karak,Yordania.
Namun karena wabah covid-19 ini, ia tidak bisa menjadi imam di Masjid tersebut.
"Saya hanya ghorim tinggal di Masjid, orang arabnya menyediakan rumah buat kami tempati berada di samping Masjid nya," ujarnya.
Menjadi gharim ini sudah dilakoni Rafli bersama empat temannya yang juga berasal dari Indonesia yakni satu temannya dari Riau dan satu dari Papua sedangkan satu lagi dari pulau Jawa.
"Alhamdulillah kami diamanahkan jadi imam dan membersihkan Masjid di Yordania ini," jelas Rafli.
Pengalaman Rafli menjalani Ramadhan di sana, mereka sangat senang ketika menjalani Ramadhan di Yordania, karena masyarakat di negara itu sangat menyayangi orang - orang asing yang ada disekitar mereka.
"Biasanya mereka memberikan berbagai macam makanan dan buah - buahan untuk kami berbuka, juga mereka memberikan kepada kami sedikit uang jajan, layaknya mereka memberikan uang jajan kepada anaknya sendiri," ujar Rafli.
Menurut Rafli, masyarakat Yordania melakukan hal itu bukan karena kasihan kepada mereka (mahasiswa), melainkan karena mereka sudah menganggap mahasiswa sebagai anaknya sendiri.
Kisah Inspiratif - Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution.
