Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Amerika Serikat kembali Ganggu China, Sebut Sengaja Ada Perintah Menyerang Pasukan India

Bentrokan pasukan China dan India di Lembah Galwan sudah lama terjadi. Namun Amerika menggangu China dengan menyebut ada perintah penyerangan

Editor: Budi Rahmat
AFP / GREG BAKER
Prajurit militer China sedang berbaris. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Amerika Serikat mulai melakukan serangan tak nyata kepada China.

Serangan itu dilakukan pasca bentrokan yang terjadi beberapa hari lalu di Lembah Galwan.

Melalui badan intelijennya, Amerika Serikat mengatakan bahwa China telah memerintahkan penyerangan terhadap pasukan India.

Hal yang kemudian menjadi bentrokan yang brutal.

Bahkan disebut-sebut pasukan China menggunakan benda berpaku.

Pertempuran tangan kosong selama berjam-jam di Lembah Galwan pada Senin (15/6/2020) malam berlangsung secara brutal.

Tentara India memberi penghormatan terakhir kepada prajurit Sunil Kumar yang gugur dalam konflik perbatasan melawan tentara China di Ladakh. Sunil Kumar dikremasi di Maner, timur negara bagian Bihar, India, pada Kamis (18/6/2020).(STRINGER via REUTERS)
Tentara India memberi penghormatan terakhir kepada prajurit Sunil Kumar yang gugur dalam konflik perbatasan melawan tentara China di Ladakh. Sunil Kumar dikremasi di Maner, timur negara bagian Bihar, India, pada Kamis (18/6/2020).(STRINGER via REUTERS) (istimewa)

Tetapi, pasukan Tiongkok menggunakan besi bertabur paku yang menyebabkan pasukan India tewas.

Dalam sebuah laporan Badan intelijen AS, Selasa (23/6/2020) mengatakan China telah memerintahkan serangan terhadap pasukan India.

Insiden ini telah meningkatkan ketegangan antara dua negara bertetangga itu yang sama-sama memiiki nuklir.

Badan Intelijen AS juga melaporkan ada korban di pihak pasukan China.

Global Times , corong rezim Partai Komunitas China di Beijing, pada Senin (23/6/2020) mengakui kehilangan kurang dari 20" pasukan.

Selama pertempuran di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh.

Mengutip "pakar China", Global Times mengatakan:

"Mengapa China tidak merilis jumlah korban, karena Beijing ingin menghindari eskalasi lebih lanjut."

"Jika China merilis angka kurang dari 20, pemerintah India akan kembali mendapat tekanan," katanya.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved