Oknum Jaksa di Inhu Terancam Hukuman Disiplin Berat, Diduga Peras dan Intimidasi Kepala SMP
Kita mengusulkan hukuman disiplin tingkat berat, namun selanjutnya tindakan apa yang akan diambil bapak Jaksa Agung, ya kita tunggu petunjuk pimpinan
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
"Bagaimana nanti, kita lihat perkembangan sesuai petunjuk pimpinan di Kejagung," tegasnya.
64 Kepala Sekolah SMP di Inhu yang Mengundurkan Datang ke Kejati Riau
Sebanyak 64 kepala sekolah menengah pertama (SMP) negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang mengundurkan diri, memenuhi panggilan KeJaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Senin (20/7/2020).
Pemanggilan itu terkait soal dugaan oknum keJaksaan yang melakukan pemerasan, yang menjadi pemicu mundurnya para kepala sekolah tersebut.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan kepala sekolah tiba di Kantor Kejati Riau pukul 10.30 WIB.
Beberapa orang kepala sekolah tampak duduk di pekarangan samping kantor yang megah itu.
Sedangkan pertemuan hanya dilakukan beberapa perwakilan kepala sekolah, didampingi Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Persatuan Guru Republik Indonesia (LKBH PGRI) Riau.
Hingga berita ini ditulis, pertemuan kepala sekolah dengan Kejati Riau masih berlangsung.
Sementara itu, dugaan pemerasan kepala sekolah yang dilakukan oknum LSM Tipikor Nusantara dan oknum dari keJaksaan, rencananya akan dilaporkan ke Polda Riau oleh LKBH PGRI Riau hari ini.
"Kami belum buat laporan polisi, karena kami koordinasi dulu dengan Kejati Riau," kata Ketua LKBH PGRI Riau Taufik Tanjung saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 64 orang kepala sekolah SMP negeri di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, mendadak kompak mengundurkan diri.
Berikut ini cerita awal mula para kepala sekolah kompak mengundurkan diri. Pada hari Selasa (14/7/2020) siang menjelang sore, sebanyak enam orang kepala SMP negeri mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Inhu.
Mereka mewakili rekan kepala sekolah lainnya, untuk menemui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Inhu, Ibrahim Alimin.
"Mereka datang sekitar enam orang mewakili membawa map banyak," sebut Ibrahim Alimin kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/7/2020).
Ibrahim kemudian membawa para kepala sekolah melakukan audiensi untuk membicarakan tentang kedatangan tersebut.
