Anaknya Tewas Saat Tragedi Penembakan di Masjid Selandia Baru,Sang Ibu Ungkap Kegetiran Ini

Pengadilan tinggi Christchurch menggelar persidangan untuk terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakkan masjid di Selandia Baru.

Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Christchurch High Court: John Kirk Anderson
Maysoon Salama saat membacakan pernyataan di mimbar sidang pengadilan tinggi Christchurch atas terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam insiden penembakkan masjid di Selandia Baru mengungkapkan kesedihannya.

Di mimbar Pengadilan Tinggi Christchurch, ia mengaku hidupnya berubah total sejak pembantaian itu.

Ibu dari seorang pemain futsal tersebut merasa peristiwa tersebut 'terus-menerus' ada dalam pikirannya.

"Aku merasa sulit tidur, dan bangun selalu dengan air mata dan hati yang sesak..tragedi tak masuk akal itu selalu ada di pikiranku", katanya.

"Selalu kubayangkan, apa yang dirasakan Ata saat itu, bagaimana saat dia menghadapi penembak, apa yang terlintas di pikirannya saat dia sadar akan meninggalkan dunia ini," terang Salama.

Langkah Giring Maju di Pilpres 2024 Mustahil, Selain Suara PSI tak Sampai 2 Persen Juga Faktor Ini

Tak Baik untuk Kesehatan, Minyak Jelantah Justru Berguna Mengatasi Berbagai Masalah Sulit di Dapur

Live Streaming SCTV, Film Milea Suara dari Dilan Jam 20.30 di Tv Online & Tv Bersama SCTV (VIDEO)

FOTO: Maysoon Salama (kanan), pada penyintas dan anggota keluarga dari serangan masjid Christchurch tiba di luar Pengadilan Tinggi Christchurch menjelang hari pertama dari empat hari sidang vonis warga Australia, Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020.
FOTO: Maysoon Salama (kanan), para penyintas dan anggota keluarga dari serangan masjid Christchurch tiba di luar Pengadilan Tinggi Christchurch menjelang hari pertama dari empat hari sidang vonis warga Australia, Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Salama mengaku selalu teringat dengan peristiwa tersebut.

"Bagaimana hidup tanpa dirinya?"

"Hatiku hancur, jutaan kali...rasanya seperti kehilangan sebagian besar dari diriku, dari hidupku selamanya," katanya.

Anaknya, Atta Elayyan (33) terbunuh dalam insiden tersebut.

Putranya, menurut Salama merupakan seorang pemain futsal dan anggota tim nasional.

Ellayan merupakan seorang juara dalam olahraga tersebut.

Istri Meninggal 2 Hari lalu, Danramil di Probolinggo Positif Covid-19, Anak-anak Dikarantina

Seorang Pelajar Babak Belur Dihajar Polisi, Polisi Itu Asalan Melakukan Tuduhan, dan Langsung Hajar

Sebelum Ditemukan Tewas, WN Rusia Kru Helikopter Water Bombing Sempat Keluhkan Hal Ini ke Rekannya

Tak hanya itu, ia juga pria yang sukses dalam karier di bidang teknologi informasi.

"Setiap kali aku menatap mata putrinya, (hatiku) berkata kau telah menjadi seorang yatim di umur 2 tahunmu, nak. Kasihan istrinya. Hatiku hancur" ucapnya.

"Dia (almarhum) mencintai putrinya, istrinya .. Dia adalah sosok inspiratif ... percaya diri, berbakti, sukses, setia, baik, dan suka menolong orang dengan senyum, siap membantu orang yang membutuhkan" imbuhnya.

"Kau benar-benar melampaui batas dan kau pikir bisa menghancurkan kami (?), nyatanya gagal total - kami menjadi lebih bertekad dalam memegang teguh Islam."tukasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved