Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ternyata Inilah Dibalik Keputusan Indonesia Datangkan Vaksin Virus Corona dari China

Mau tak mau Indonesia harus datangkan vaksin virus corona. China menjadi negara yang dituju. Mengapa harus memilih china

Editor: Budi Rahmat
HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP
Vaksin virus Corona pertama Moskow, Rusia. China menyusul membuat vaksin Virus Corona dengan mematenkannya. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Untuk jangka pendeknya, Indonesia akan mendatangkan vaksin virus corona dari China.

Langkah itu dilakukan sembari menunggu vaksi merah putih buatan Indonesia.

Indonesia juga mengatisipasi agar kekurangan vaksin virus corona di dunia tidak bermasalah di indonesia.

Makanya, Indonesia kemudian 'jemput bola' untuk mendapatkan vaksin virus corona.

Belum Usai Virus Corona, Kini Amerika Serikat Bersiap Dihantam Badai, Ratusan Warga Mengungsi

Memuncak, Pasien Positif Covid-19 di Riau Bertambah 99 Orang, Tertinggi Selama Wabah Corona

Utang Duit Tak Dapat Malah Diciduk Polisi,Tahanan Positif Corona yang Kabur di Kuansing Tertangkap

Anggota DPRD Pekanbaru Kabur Saat Tes Swab, Hanya 17 yang Ikut: Padahal 2 Rekannya Positif Corona

Petugas laboratorium memegang dosis kandidat vaksin coronavirus novel COVID-19.
Petugas laboratorium memegang dosis kandidat vaksin coronavirus novel COVID-19. (MLADEN ANTONOV / AFP)

Demikian dikatakan Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir.

Ia mengungkapkan alasan lebih memilih vaksin Covid-19 dari China untuk dilakukan uji klinis tahap III di Indonesia.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu, China merupakan negara pertama yang mengalami pandemi Covid-19.

“Cuma memang kebetulan kita lihat apa yang dilakukan China sangat terdepan, karena mungkin mereka yang kena duluan. Dari situ kita coba kontak beberapa perusahaan yang ada di China,” ujar Erick seperti dikutip Kompas.com dalam acara Rosi yang tayang di KompasTV, Jumat (28/8/2020).

Selain dengan China, lanjut Erick, Indonesia juga coba menjalin kerja sama dengan WHO, CEPI, Melinda and Bill Gates Foundation dan Uni Emirat Arab terkait vaksin Covid-19.

Menurut dia, gerak cepat itu dilakukan agar Indonesia tak ketinggalan dengan negara lainnya dalam mendapatkan vaksin corona.

“WHO bilang kebutuhan vaksin dunia itu 16 miliar untuk 3 tahun ke depan, sedangkan total produksi dunia, mungkin saya salah angkanya, mungkin ya enggak lebih 4-5 miliar. Berarti kan ada kekurangan nanti. Nah makanya kenapa kita agresif, jemput bola,” kata dia.

Mantan bos Inter Milan itu menjelaskan, vaksin dari negara lain merupakan solusi jangka pendek bagi Indonesia. Ke depannya, Indonesia akan mengembangkan vaksin sendiri.

“Kan kalau ada apa-apa dengan negara kita yang rugi kita juga. Ya tidak ada salahnya kita agresif, berinovasi, sambil menunggu vaksin merah putih. Karena ini kan jangka pendek, jangka panjangnya kita harus vaksin mandiri tentunya,” ucap dia.

Diketahui, Indonesia sendiri melalui PT Bio Farma tengah mengembangkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China. Saat ini, Sinovac tengah melakukan uji klinis tahap tiga di Indonesia, Bangladesh, Arab Saudi, dan Turki.

Kuburan Sudah Digali,Pelayat Berdatangan, Oalah Pasien Corona Masih Hidup, Ternyata RSUD Lakukan Ini

2 Rekannya Positif Corona, 17 Anggota DPRD Tes Swab dan Sisanya 16 Kabur Tak Jelas Kabar Beritanya

Update Kasus Covid-19 Global 26 Agustus: Total yang Terinfeksi Virus Corona Sudah Lampaui 24 Juta

Ilustrasi
Ilustrasi (Pixabay)

Selain dengan Sinovac, Indonesia juga menjalin kerja sama terkait vaksin Covid-19 dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UAE), G42. Untuk G42, melakukan uji klinis sendiri di UEA.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved