PSBB Jakarta
Orang Terkaya di Indonesia Ini Tolak PSBB Jakarta, Kirim Surat ke Presiden Jokowi, Begini Isinya
Orang terkaya Indonesia Robert Budi Hartono mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. Ia keberatan dengan PSBB Jakarta
Ia mengambil contoh Port Singapore yang membangun kapasitas kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis.
Menurutnya, fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat, atau kurang dari dua minggu, karena memanfaatkan kontainer yang ada, sehingga tinggal memasang AC dan tangga.
PSBB Jakarta mulai 14 September 2020
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk kembali memperketat pemberlakukan kebijakan PSBB di Jakarta.
Langkah tersebut diambil untuk menekan angka penularan di kawasan DKI Jakarta yang meningkat tajam beberapa hari terakhir.
Menurut Anies, jika keputusan yang dia sebut sebagai kebijakan rem darurat itu tak diambil, fasilitas kesehatan di Jakarta terancam kolaps.
Namun demikian, nyatanya banyak pihak, termasuk dari lingkungan eksekutif maupun legislatif yang menentang keputusan Anies tersebut.
Para pengusaha pun menilai, keputusan Anies untuk menarik tuas rem darurat itu bakal memperburuk prospek perekonomian Indonesia ke depan.
Sentilan untuk Anies mulanya muncul dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) itu menyebut anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) karena tertekan oleh pengumuman rencana penerapan PSBB Jakarta.
Pada Kamis (10/9/2020) pada pukul 10.36 WIB, IHSG turun tajam sebesar 5% pada level 4.892,87 atau turun 257,49 poin. Padahal, menurut Airlangga, sebelumnya kinerja indeks saham sudah mulai bergerak ke arah positif.
"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif berdasarkan indeks sampai dengan kemarin," ujar Airlangga dalam video conference, Kamis.
"Kita harus melihat gas dan rem ini. Kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident publik. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," ujar dia. ( Kontan.co.id)