Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ramai Hujatan karena Dukung Gibran di Pilkada Solo 2020, Fahri Hamzah: Kita Semua Berubah

Diketahui, Fahri mendapat nyinyiran lantaran selama ini dikenal kerap mengkritik Jokowi, namun tiba-tiba sekarang mendukung Gibran.

Twitter @Fahrihamzah via t r i b u nnews.com
Fahri Hamzah bertemu Presiden Jokowi bersama Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora di Istana Negara, Senin (20/7/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menjawab tudingan yang dilangkan padanya, setelah mendukung Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020.

Dalam tayangan acara Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (23/9/2020), Fahri Hamzah mengatakan bahwa semuanya pasti akan berubah.

Diketahui, Fahri mendapat nyinyiran lantaran selama ini dikenal kerap mengkritik Jokowi, namun tiba-tiba sekarang mendukung Gibran.

 

//

Fahri lantas memberikan penjelasannya mengapa ia berubah sikap untuk mendukung putra Jokowi di Pilkada Solo.

Hal tersebut bermula ketika Karni Ilyas mempertanyakan sikapnya.

"Dulu Anda diagung-agungkan para netizen tetapi sekarang Anda mendapatkan kritikan. Pertanyaannya ini Anda yang berubah atau netizen yang berubah?" ujar Karni Ilyas.

"Iya semua orang bisa berubah, tak ada yang pasti kecuali perubahan itu sendiri," tegas Fahri Hamzah.

Mantan wakil ketua DPR RI ini menyatakan, posisi dirinya saat ini berbeda karena telah memiliki partai politik dan mempunyai struktur 100 persen di Partai Gelora.

Setahun Tak Mandi Untuk Jadi Dukun Sakti Pengganda Uang, Bau Pria ini Buat Polisi Mual

Sudah Mulai Dibagikan, Ini 19 Aplikasi dan 5 Video Conference Bisa Diakses Kuota Belajar Kemendikbud

UPDATE Pembunuhan Sadis Asiong di Medan: Kronologi, Ada 16 Pelaku, satu Diduga Oknum TNI

//
// <\/scr"+"ipt>"); // ]]>

"Mereka punya dinamika yang gak bisa saya kendalikan sepenuhnya karena itu dinamika rakyat."

"Yang sebenarnya fair terjadi di semua tingkatan. Rakyat memilih siapa yang mau dipilih, terkadang mereka juga memilih kotak kosong," beber Fahri Hamzah.

Fahri menjelaskan, mendukung Gibran Rakabuming merupakan salah satu dinamika rakyat.

"Saya kira kita semua berubah. Partai Gelora membangun kolaborasi di tingkat bawah, di Sumbawa saya membangun kolaborasi kader partai yang mengusung Nur Salam," ujar Fahri Hamzah.

Lebih lanjut, Fahri Hamzah saat ini mengkhawatirkan krisis legitimasi kekuasaan di tingkat pusat maupun daerah.

"Kalau kita punya legitimasi kita masih bisa menghadapi krisis ekonomi dan sebagainya. Tetapi sekali kita kehilangan legitimasi itu berbahaya. Krisis ini bisa sebabkan legitimasi di pemerintah pusat," imbuh Fahri Hamzah.

Cek Asmara Zodiak Besok Kamis 24 September 2020, Gemini Romantis, Pisces Diganggu Orang Ketiga

Istri Selingkuh dengan Pria Lain Saat Suami ke Masjid, Pasangan Ini Digerebek Warga

BREAKING NEWS: GAWAT! Kluster Kantor di Riau, 150 Pegawai Pemprov Positif Covid-19, Dua Meninggal

 

Fahri menilai, saat ini Jokowi harus mengumumkan kondisi yang dihadapi merupakan masalah spesial karena tak pernah dihadapi sebelumnya.

"Karena itu protokolnya gak cuma covid-19, tetapi juga secara umum. Ini yang saya gak lihat karena tak ada sesuatu yang solid," ujar Fahri Hamzah.

Sebelumnya melalui akun Twitter resminya, Fahri Hamzah membela Gibran di Pilkada Solo usai mengkritisinya habis-habisan.

Politisi yang pernah menjadi aktivis 1998 ini masih menyinggung kritikannya terhadap Gibran di masa lampau.

Namun, ia pun menyetujui ucapan Gibran soal 'Pilkada bukan dinasti politik'.

"Saya pernah kritik Gibran, kalau maju pilkada bisa berakibat ke arah reputasi bapaknya. Sekarang terbukti rame kan."

"Tapi, tetaplah itu tidak mengubah makna teoritis terminologi dinasti yang terkait dengan pewarisan dengan darah. Pilkada bukan pewarisan darah. Pilkada bukan dinasti," terang Fahri Hamzah pada Jumat 18 September 2020.

VIDEO: Golkar Optimis Tumbangkan Petahana di Siak, Rohil, dan Rohul

CATAT Jadwal Lelang Mobil Sitaan di Situs KPK: Banyak Mobil Mewah & Perhiasan

Fahri Tak Akan Berhenti Kritik Jokowi

Politikus partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan penghargaan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan membuatnya berhenti mengkritik pemerintah.

Sebelumnya, Fahri Hamzah mendapatkan Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Jokowi yang secara resmi diberikan di Istana negara, Kamis (16/8/2020).

"Ini bukan berarti saya berhenti mengkritik. Saya akan terus mengkritik karena Presidennya menghargai kritik," kata Fahri Hamzah.

Menurut Fahri, Presiden memberikan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan sebagai kepala negara yang diatur dalam undang-undang.

Salah satu poin dari pemberian penghargaan tersebut yakni berbeda pandangan bukan berarti bermusuhan.

"Saya kira ini poin poin yang harus dirayakan sebab di bawah sering muncul gerakan gerakan yang nampak seperti kita tidak bersatu. Kesan kesan itulah yang harusnya ditonjolkan presiden sebagai kepala negara dalam situasi Covid-19 dimana kita harus bersatu menghadapi kemungkinan kemungkinan yang ada," katanya.

Apalagi menurut Fahri Hamzah, Presiden menyatakan sangat menghormati kritik.

Hal tersebut menjadi pembelajaran bagi siapapun untuk menghormati kritik.

"Kalau Presiden saja menghormati kritik harusnya yang lain juga menghormati kritik," katanya.

Saat Fahri Hamzah dan Fadli Zon Mendapatkan Tanda Bintang Kehormatan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan tanda bintang kehormatan kepada politikus Gerindra Fadli Zon dan Fahri Hamzah di Istana Negara, Kamis, (13/8/2020). 

Penganugerahan tersebut mendapatkan kritik banyak pihak karena menilai Fadli dan Fahri kerap menentang kebijakan Presiden Jokowi.

Usai acara penganugerahan tanda jasa dan tanda kehormatan kepada 53 orang termasuk di dalamnya Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Presiden lantas menjelaskan alasan penganugerahan kepada dua kritikus tersebut. 

Presiden bahkan mengajak Fadli Zon dan Fahri Hamzah berbicara kepada media mengenai penganugerahan tanda jasa dan tanda kehormatan.

Ada momen menarik ketika Presiden menjelaskan adanya pertanyaan mengapa menganugerahkan tanda kehormatan kepada Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang sering bersebrangan dengan pemerintah.

Fahri Hamzah yang mengenakan masker tertawa saat presiden menjelaskan hal tersebut.

"Misalnya ada pertanyaan mengenai pak Fahri Hamzah kemudian pak Fadli Zon ya  ya berlawanan dalam politik kemudian berbeda dalam politik ini bukan berarti kita ini bermusuhan dalam berbangsa dan bernegara. Ini lah yang namanya negara demokrasi," kata Presiden.

Momen lainnya yakni saat Presiden meminta Fadli Zon untuk maju ke depan menjelaskan mengenai penganugerahan tersebut.

Fadli sebelumnya berdiri di barisan belakang bersama ajudan presiden. Sementara Presiden menjelaskan di barisan depan bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Fahri Hamzah.

Presiden mempersilahkan Fadli Zon sampai tiga kali untuk maju kedepan dan menunjukkan tempatnya berdiri.

Presiden mengatakan bahwa pemberian tanda jasa dan tanda kehormatan tersebut telah melalui proses pertimbangan yang matang.

"Ini penghargaan ini diberikan kepada beliau-beliau yang memiliki jasa terhadap bangsa dan negara dan ini lewat pertimbangan-pertimbangan yang matang oleh dewan tanda gelar dan jasa," kata Presiden

Selain Fadli Zon dan Fahri Hamzah, terdapat 51 orang lainnya yang mendapatkan penganugerahan tanda bintang dan jasa dari Presiden.

(TribunJakarta/Kurniawati Hasjanah)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Dihujat Usai Bela Gibran di Pilkada Solo, Fahri Hamzah: Tak Ada yang Pasti Kecuali Perubahan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved