Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Nyaris Celaka, Pesawat yang mengangkut Wakil Presiden AS Mike Pence Mengeluarkan Percikan Api

Pesawat yang membawa wakil Presiden AS Mike Pence mengeluarkan percikan api. Ia nyaris celaka. Inilah penyebab pewat harus mendarat darurat

Editor: Budi Rahmat
net
ilustrasi pesawat besar yang mendarat 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Wakil Presiden AS, Mike Pence nyaris celaka setelah pesawat yang ditumpanginya harus mendarat darurat.

Ada percikan api yang keluar dari salah satu mesin Pesawat Air Force Two yang digunakan secara khusus untuk membawa Mike Pence.

Namun beruntung pilot bisa menguasai keadaan hingga pesawat bisa mendarat dengan mulus meskipun dalam kondisi darurat.

Pesawat terpaksa mendarat darurat di di bandara New Hampshire pada hari Selasa (22/9/2020) waktu setempat.

Ternyata ada seekor burung yang ditabrak hingga masuk mesin dan mengeluarkan percikan api.

Melansir dari CNN, Kamis (24/9/2020), pesawat itu membawa Mike Pence dan rombongan untuk kembali ke Washington,  setelah pidatonya di rapat umum kampanye Trump di Gilford, New Hampshire.

Ketika roda pesawat sudah meninggalakan landasan, tiba-tiba mesin pesawat  menabrak burung dan mengeluarkan percikan api.

Mengetahui ada yang tidak beres, pilot memutuskan untuk kembali ke bandara tempat pesawat baru saja lepas landas karena sangat berhati-hati.

Setelah mendarat, Pence dan rombongan menggunakan pesawat kargo untuk kembali ke Washington.

"Kami baik-baik saja," kata Devin O'Malley, juru bicara Pence.

"Itu sekitar 10 detik setelah lepas landas, tapi kami sangat berterima kasih kepada pilot dan respon pertama di tempat kejadian dan (bahwa) semua orang turun dari pesawat dengan selamat," katanya.

Ini bukanlah insiden pertama yang terkait dengan pesawat pertama yang dihadapi Air Force Two.

Pada Oktober 2016, pesawat kampanye yang membawa Pence tergelincir dari landasan pacu di Bandara LaGuardia di New York.

Tak satu pun dari 48 orang di dalamnya terluka dalam insiden 2016 itu.

Serangan burung bisa berakibat fatal

Keberadaan burung di sekitar pesawat terbang yang akan atau sedang mendarat, atau bahkan lepas landas, kerap menjadi alasan mengapa sebuah penerbangan ditunda atau bahkan pendaratan dibatalkan.

Tidak hanya satu jadwal penerbangan, keberadaan gerombolan burung juga berpotensi melumpuhkan aktivitas sebuah bandara.

Hal ini lah yang dialami pesawat Air Force Two yang terpaksa mendarat darurat di bandara New Hampshire pada hari Selasa (22/9/2020) setelah menabrak seekor burung sesaatsetelah  lepas landas.

Lalu, sebenarnya apa yang membuat burung-burung ini membahayakan bagi sebuah penerbangan pesawat?

Dilansir dari Independent yag dikutip Kompas.com, keberadan burung di landasan memang menjadi ancaman serangan bagi pesawat yang akan terbang maupun mendarat di lokasi itu.

Kemudian, apabila "serangan" burung terjadi saat berada di udara, pesawat akan diminta untuk melakukan pendaratan darurat.

Atau jika masih memungkinkan, pesawat diminta kembali ke bandara pemberangkatan. Penumpang pun akan diarahkan untuk segera memilih penerbangan yang baru.

Burung yang bertabrakan dengan pesawat dapat mengakibatkan kerusakan yang membahayakan penerbangan.

Kerusakan ini biasanya tidak terlihat secara kasat mata sehingga harus dilakukan pemeriksaan secara teliti.

Meski begitu, sebenarnya risiko terjadinya gangguan karena adanya burung itu sangat kecil.

Di Inggris, serangan burung terjadi setiap 8 dari 10.000 penerbangan.

Kemudian dari semua itu, hanya 5 persen yang berakibat buruk pada penerbangan.

Desain pesawat

Setiap pesawat sudah didesain sedemikian rupa, tahan dengan beban berat, benturan hebat dan hal buruk yang mungkin terjadi selama penerbangan, misalnya badai dan petir.

Pesawat masih bisa tetap beroperasi meskipun ada kerusakan kecil di bagian baling-baling atau mesin, karena ada burung yang masuk tertelan.

Pun ketika ada rombongan burung yang menabrak kaca kokpit, ini tidak akan menjadi masalah besar.

Kaca kokpit pesawat sudah didesain dengan tiga lapisan akrilik, untuk menghadapi badai di udara.

Jadi, serangan burung tidak menjadi serangan yang berarti saat menghantam bagian depan kokpit pesawat.

Kalau pun lapisan terluar mengalami kerusakan, masih ada dua lapisan dibelakangnya yang berfungsi dengan baik.

Meskipun risiko kecil, risiko tetap ada dan harus diwaspadai. Akan tetapi, risiko itu bisa besar jika burung itu ada yang terhisap ke dalam mesin.

Ini seperti yang dialami penerbangan US Airways 1549 yang dipiloti  Chesley B ”Sully” Sullenberger III atau Sully.

Penerbangan yang kemudian mendarat darurat di Sungai Hudson, New York itu mengalami gangguan akibat mesin pesawat mati yang diduga karena serangan burung.

Kisah ini sendiri menginspirasi film Sully (2016) yang dibintangi Tom Hanks.

Upaya penanganan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak bandara untuk mengantisipasi keberadaan burung-burung di sekitar pesawat.

Misalnya, dengan memainkan suara burung predator dan petir sehingga mereka menjauh.

Namun, keberadaan burung di bandara masih terus ada hingga saat ini, karena kawasan bandara memiliki kawasan yang lapang dan ditumbuhi pohon-pohon.

Selain itu, sebuah sistem baru tengah dirancang oleh para ilmuwan untuk dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi akibat serangan burung, sehingga pilot sudah bisa mengetahui kerusakan apa yang terjadi.

Saat pesawat mendarat di bandara, peralatan yang diperlukan untuk memperbaiki pesawat sudah tersedia dan pesawat langsung dapat dieksekusi.

Di Indonesia, serangan burung juga pernah dialami oleh beberapa maskapai.

Pada September 2017 lalu, juga terjadi serangan burung yang menimpa pesawat Air Asia di Medan, yang mengakibatkan kerusakan pada bagian Fan Blade.

Kemudian pada November 2017, Bandara Yogyakarta terpaksa ditutup karena kawanan burung memenuhi runaway Bandara. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

 Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Tabrak Burung, Pesawat Air Force Two yang Ditumpangi Wapres AS Mike Pence Mendarat Darurat

Diculik, Beginilah Cara Pelaku Menghabisi Jefri Wijaya alias Asiong, Polisi Beberkan Fakta Ini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved